16. Tiga Pribadi dari Trinitas

Tuhan

Ketika Gereja merenungkan cara terbaik untuk mengungkapkan doktrin Trinitas, ada beberapa kesalahan yang harus dihindari. Salah satunya dikemukakan pada tahun 200-an oleh seorang imam bernama Sabellius. Dia mengakui bahwa hanya ada satu Tuhan, tetapi dia gagal untuk mengenali bahwa Bapa, Putra, dan Roh Kudus adalah Pribadi-Pribadi yang berbeda. Sebaliknya, ia berpendapat bahwa Tuhan adalah satu Pribadi yang memiliki “tugas/fungsi/jabatan” (offices) atau “cara/wujud” (modes) yang berbeda.

15. Trinitas

Tuhan

Fakta bahwa hanya ada satu Allah ditekankan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama (lih. bab 22), tetapi ketika Yesus datang, Dia mengungkapkan kepada kita lebih banyak tentang kehidupan Allah, khususnya bahwa Allah yang esa ada (exist) sebagai tiga Pribadi ilahi — Bapa, Putra, dan Roh Kudus.1

9. Kenali Bapa-bapamu

ad fontes

Seruan “Ad fontes!” (Lat. “[kembali] ke sumber!”) telah digunakan dalam berbagai konteks di zaman Renaisans, Reformasi, dan oleh tokoh-tokoh Katolik seperti Erasmus dari Rotterdam.

BAB 20. St. Dionysius Agung

Misa Umat Kristen Mula-mula

Dionysius adalah murid Origenes dan penggantinya sebagai rektor sekolah Aleksandria. Dia diangkat menjadi uskup Aleksandria pada tahun 247. Selama penganiayaan, Dionysius ditangkap dan diasingkan dua kali. Saat berperang secara spiritual melawan para penganiaya Gereja, dia juga menghadapi oposisi dari para bidat serta kerusakan parah akibat epidemi. Dia meninggal pada tahun 265 dan dipuji oleh para Bapa Gereja di kemudian hari sebagai seorang guru dan gembala yang agung.

23. Penggunan Dupa dan Lilin dalam Upacara-upacara Liturgi

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Dupa adalah sebuah simbol yang kaya dari doa-doa kita yang naik kepada Tuhan. Persembahan pujian dan penyembahan yang harum adalah analogi yang disampaikan dupa kepada indra kita. Penggunaan dupa secara liturgis dalam upacara Bait Suci merupakan bagian integral dari ibadah Yahudi selama berabad-abad (lih. Kel 30:7-8; Im 4:7; 1 Rj 9:25). Dalam Kitab Wahyu, St. Yohanes menggambarkan penglihatannya yang mengagumkan tentang liturgi surgawi di mana dia melihat dupa (kemenyan) dipersembahkan kepada Tuhan, dan dia mengatakan bahwa dupa itu “bersama-sama dengan doa semua orang kudus” (lih. Why 8:3-4). Simbolisme itu mengingatkan kita pada doa orang-orang kudus dan juga “bau yang harum dari Kristus” yang dibicarakan St. Paulus secara puitis dalam 2 Kor 2:14-16.

HARI 347

Mike Aquilina

Terimalah Yang Tersesat Ketika Mereka Kembali

Pada masa penganiayaan, beberapa orang Kristen berpikir mereka yang meninggalkan Gereja tidak akan pernah bisa diampuni. Tetapi Dionysius mengatakan bahwa kita harus mengikuti teladan Kristus, menyambut orang yang bertobat dengan tangan terbuka.


4. Otoritas Tradisi Apostolik

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Dengan semua bukti yang telah kita lihat sampai saat ini menunjukkan keaslian Tradisi Katolik — dengan melihat betapa tak terbantahkannya tradisi itu dalam Gereja mula-mula — kita tidak perlu banyak bicara untuk penjelasan tentang apa yang dipikirkan Gereja perdana tentang otoritas Tradisi Suci. Beberapa contoh pernyataan patristik beikut ini, yang diambil dari tujuh abad pertama Kekristenan, sudah cukup untuk membuktikan bahwa orang Kristen paling awal memandang (regarded; memperhatikan, mengharagai, menghormati, memperhitungkan…red) Tradisi Suci sebagai sesuatu yang otoritatif dan perlu. Tradisi, bagi orang Kristen awal sebagaimana juga sekarang bagi orang Kristen zaman modern, adalah cara Gereja untuk memastikan bahwa ajarannya sesuai dengan apa yang diajarkan Kristus dan para Rasul. Inilah sebabnya, ketika bidah seperti Arianisme muncul, yang menyangkal Trinitas dan keilahian Kristus, Gereja pada abad ketiga dan keempat dapat secara memadai menyangkal (adequately refute; menyanggah, membuktikan bahwa [itu] salah…red) klaim kitab suci kaum Arian. Sama seperti Saksi Yehova atau Mormon di zaman modern ini, kaum Arian hanya bisa mengutip Kitab Suci (di luar konteks dan tentu saja dengan interpretasi yang salah). Mereka tidak dapat merujuk (atau naik banding) pada sebuah Tradisi yang tak terputus dari interpretasi otentik dari bagian-bagian Kitab Suci itu. Namun, Gereja Katolik dapat melakukannya. Dan dengan rujukannya kepada otoritas Tradisi Apostolik, sebagai pernyataan persetujuan yang diperlukan untuk Kitab Suci, Gereja mampu menghadapi dan mengalahkan tantangan doktrinal yang diajukan oleh bidat seperti Arianisme, Nestorianisme, Monofisit, dan kelompok-kelompok lainnya yang menyimpang secara teologis.

3. Uskup Roma Adalah Penerus Petrus

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Dionisius dari Korintus, 170 M — “Kamu1 juga, dengan nasihatmu sendiri, mengumpulkan penanaman yang dilakukan oleh Petrus dan Paulus di Roma dan di Korintus; karena keduanya sama-sama ditanam di Korintus dan mengajar kami; dan keduanya sama, mengajarkan yang sama di Italia, juga menderita kemartiran pada saat yang sama” (Letter to Pope Soter, dikutip dalam Eusebius of Caesarea; Ecclesiastical History 2:25:8).

2. Uskup Roma Memiliki Otoritas Unik

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Ada banyak contoh dari para Bapa Gereja mula-mula yang dapat kita gunakan untuk menunjukkan bahwa paus memiliki keutamaan otoritas yang khusus dalam Gereja, otoritas yang dengan segera diterima, bahkan kadang-kadang dengan begitu semangatnya dipertahankan, oleh para uskup dari keuskupan lain. Salah satu contoh yang sangat mencolok dari seorang uskup Roma mula-mula yang mempraktekkan keutamaan yurisdiksi ini adalah pada masa kepemimpinan Paus Victor I. Pada tahun 190, ia berusaha untuk mengakhiri kontroversi antara Katolik Timur dan Barat mengenai pertanyaan kapan harus merayakan Paskah.1

HARI 304

Mike Aquilina

Bertahanlah Dalam Pencobaan – Itu Adalah Latihan Dari Tuhan Untukmu

Iblis memanfaatkan pencobaan – kata itu berarti “pengujian” – Untuk memikat kita ke neraka. Tetapi Tuhan menguji kita, kata Dionysius, untuk melatih kita ke surga.