4. Kemakmuran ke krisis : Damasus dan Leo Agung

Dari Pinggiran ke Pusat Dunia Romawi

Pada saat Konstantinus meninggal pada tahun 337, dua belas tahun setelah Nicea, gereja telah memasuki era keemasan, dengan lengannya yang dipegang teguh dan penuh penghargaan oleh pelindung besarnya. Itu tidak berarti pengajarannya yang kokoh tidak terganggu. Dari semua masalah, Arianisme berada di daftar paling atas dan menghasilkan kontroversi pahit. Konstantinus tidak pernah secara formal goyah dalam dukungannya terhadap sikap anti-Arian konsili, tetapi dia semakin dipengaruhi oleh para uskup Arian, yang berhasil meyakinkannya tentang niat buruk atau penyimpangan para pemimpin partai ortodoks, yang menyebabkannya mengasingkan beberapa dari mereka. Termasuk di antara orang-orang buangan itu adalah St. Athanasius [1], uskup Aleksandria, yang telah menjadi penentang utama Arius saat konsili dan telah menjadi lambang ortodoksi Nicea. Pada saat Konstantinus meninggal, kaum Arian, yang terbebas dari Nicea, menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

1. Sebuah Dilema

Ecclesial Deism

Beberapa minggu setelah saya lulus dari seminari, beberapa misionaris Mormon datang ke rumah kami. Istri saya mengundang mereka masuk, dan kami mulai bercakap-cakap. Tapi baru saja kita mulai masuk ke pertanyaan-pertanyaan penting, waktu sudah habis. Jadi, kita sepakat untuk bertemu kembali minggu depan. Akhirnya mereka datang tiap minggu sepanjang musim panas. Karena saya baru saja menyelesaikan 4 tahun pelatihan teologi Kitab Suci, Bahasa Yunani dan Ibrani, saya merasa sangat percaya diri kalau saya dapat membujuk para remaja misionaris ini dengan argumen-argumen eksegese dari Kitab Suci yang menunjukkan kalau Mormonisme itu adalah salah dan Kitab Suci, seperti yang kami mengerti, adalah benar.

ABAD IV

sejarah Gereja

Abad ke-4 tercatat sebagai periode terpenting dalam perjalanan sejarah Gereja setelah abad pertama. Beberapa kejadian penting di abad ini akan mempengaruhi perjalanan Gereja selanjutnya bahkan hingga saat ini.

9. Kenali Bapa-bapamu

ad fontes

Seruan “Ad fontes!” (Lat. “[kembali] ke sumber!”) telah digunakan dalam berbagai konteks di zaman Renaisans, Reformasi, dan oleh tokoh-tokoh Katolik seperti Erasmus dari Rotterdam.

HARI 264

Mike Aquilina

Kita Semua Sama Di Hadapan Tuhan

Ketika kerusuhan pecah di Tesalonika, kaisar Theodosius dengan geram memerintahkan agar kota itu dihukum. Ribuan orang tewas ketika tentara dari sesama warga mereka sendiri dikerahkan. Ketika Theodosius pulang, sang uskup, St. Ambrosius, menolak untuk mengizinkannya masuk gereja sampai dia menjalani penebusan dosa selama berbulan-bulan.