SEBUAH PEMIKIRAN TERAKHIR TENTANG TRADISI

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Dokumen Vatikan II tentang wahyu Ilahi, Dei Verbum (“Sabda Allah”) merangkum kesatuan esensial dari Kitab Suci, Tradisi, dan magisterium:

“Maka jelaslah tradisi suci, Kitab suci dan Wewenang Mengajar Gereja (magisterium), menurut rencana Allah yang mahabijaksana, saling berhubungan dan berpadu sedemikian rupa, sehingga yang satu tidak dapat ada tanpa kedua lainnya, dan semuanya bersama-sama, masing-masing dengan caranya sendiri, di bawah gerakan satu Roh Kudus, membantu secara berdaya guna bagi keselamatan jiwa-jiwa” (DV 10, par.3).

33. Penomoran Sepuluh Perintah Allah

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Ini adalah masalah yang menjengkelkan bagi banyak orang. Kaum Protestan, Mormon, dan Saksi-Saksi Yehuwa menyerang ajaran Gereja Katolik tentang gambar-gambar suci dengan mengacu pada bagian-bagian kitab suci yang mengutuk penyembahan berhala, ayat-ayat yang paling umum adalah yang ada di Keluaran 20. Sebelum kita mempertimbangkan mengapa penomoran kesepuluh perintah cara Katolik berbeda dari cara Protestan, pertama-tama mari kita lihat bagaimana perintah-perintah itu diberikan dalam Kitab Suci:

32. Aborsi

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Gereja Katolik selalu mengutuk aborsi – pembunuhan yang disengaja terhadap anak yang belum lahir – sebagai dosa yang berat. Berikut adalah beberapa contoh perwakilan dari Bapa Gereja awal dan sumber otoritatif lainnya yang berperan sebagai monumen-monumen dari Tradisi ini:

31. Kontrasepsi

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Gereja Katolik selalu mengutuk pengendalian kelahiran buatan – kontrasepsi – sebagai dosa besar. Ketika Paus Paulus VI mengulangi ajaran Gereja tentang kontrasepsi, dia tidak mengatakan sesuatu yang baru. Sebaliknya, dia hanya menyatakan kembali apa yang selalu dipegang dan diajarkan oleh Gereja, bahkan sejak tahun-tahun awal Kekristenan. Berikut adalah beberapa contoh perwakilan dari para Bapa Gereja mula-mula dan sumber otoritatif lainnya yang berperan sebagai monumen-monumen dari Tradisi ini:

30. Tanda Salib

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Ini adalah salah satu kebiasaan paling kuno di Gereja Katolik. Sejak dahulu kala, umat Kristen telah mempraktekkan kebiasaan saleh untuk membuat tanda salib di dahi mereka. Versi yang lebih umum dari praktik ini, terutama di kalangan Katolik dan Ortodoks, adalah membuat garis besar salib dengan tangan, mulai dari dahi, lalu ke tengah dada, lalu ke bahu kiri, dan kemudian ke bahu kanan. Tradisi memberkati diri sendiri dan orang lain dengan tanda salib ini muncul sangat awal di Gereja dan sesuai dengan perikop alkitabiah di mana Tuhan memerintahkan para Rasul-Nya untuk pergi ke seluruh dunia:

29. Pengangkatan Hosti Saat Misa

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Praktik (tradisi) ini, di mana imam mengangkat hosti suci dimulai di Paris, Prancis, pada tahun 1210 atas arahan uskup agung di sana. Dia khawatir bahwa mungkin ada kebingungan di antara umat beriman tentang kapan unsur-unsur Ekaristi diubah (di-transubstansiasi) dari roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah serta jiwa dan keilahian Tuhan.

28. Misa Pada Hari Minggu Bukannya Sabat

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

St. Yustinus Martir menulis surat kepada kaisar Romawi sekitar tahun 155 M di mana ia menyajikan sekilas mengapa Gereja mula-mula mengadopsi tradisi merayakan Liturgi Ekaristi (Misa, Liturgi Ilahi) pada hari Minggu:

27. Asal Kata ‘Misa’

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Liturgi Ekaristi (di Gereja-Gereja Ortodoks dan Timur, disebut “Liturgi Ilahi”) mulai dikenal sebagai Misa pada akhir abad kedua. Tradisi ini berkembang pesat di Barat sebagai akibat dari frasa Latin di akhir Liturgi: “Ite, Missa est”, yang berarti: “Pergilah, [kita] diutus”. Pernyataan penutup oleh imam itu menyampaikan karakter misionaris dari para peserta Misa yang menggemakan firman Tuhan saat akan naik ke surga di Bukit Zaitun. Di sini, Kristus secara resmi mengutus Gereja dalam misinya membawa Injil ke seluruh dunia: “Karena itu pergilah [bahasa Latin: ite], jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah , Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:19-20).

St. Ambrosius dari Milan, sekitar 380 M — “Keesokan harinya (hari Minggu) setelah pelajaran-pelajaran dan risalah [yaitu, pembacaan Kitab Suci], setelah membubarkan para katekumen, aku menjelaskan kredo kepada beberapa orang yang kompeten [orang-orang yang akan dibaptis] di tempat pembaptisan basilika. Di sana aku diberitahu tiba-tiba bahwa mereka [yaitu, kaum Arian] telah mengirim tentara ke basilika Portiana…. Tetapi aku tetap di tempatku dan mulai mengadakan Misa [missam facere coepi]” (Epistle 1:20:4-5).


Baca juga : Misa, Penetapan Misa, Liturgi Ekaristi.

26. Latin Sebagai Bahasa Resmi Gereja Barat

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

“Bahasa Gereja Katolik” asli adalah bahasa Aram, diikuti oleh bahasa Ibrani. Ini adalah bahasa-bahasa yang digunakan oleh Kristus dan para Rasul selama era pelayanan publik-Nya di Palestina. Misa pertama (yaitu, Perjamuan Terakhir; lih. Mat 26, Mrk 14, Luk 22) tidak diragukan lagi dirayakan oleh Kristus dalam bahasa Ibrani atau Aram.

25. Perayaan Natal yang Tetap

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Keputusan Gereja Katolik untuk merayakan Natal pada tanggal 25 Desember, dan alhasilnya tradisi “Natal”,1 telah menuai banyak kritik dari orang-orang yang berpikir bahwa langkah ini hanyalah sulap dari Gereja untuk menyerap sebuah pesta hari raya pagan ke dalam kalender liturgi Kristen. Tidak begitu.