Pertanyaan #17 – 19

rebuttal

Pertanyaan #17

John : Nah, bagaimana dengan baptisan kelahiran kembali Katolik Roma? Ini hanyalah salah satu komponen yang memperkenalkan perbuatan ke dalam keselamatan. Baptisan adalah tanggapan yang dilakukan orang percaya terhadap keselamatan. Setelah diselamatkan Anda secara terbuka mengakui keselamatan Anda melalui simbolisme baptisan selam, di mana Anda membayangkan dalam tata cara yang indah itu, kebangkitan dari kubur kematian yang telah Anda nikmati di dalam Kristus secara rohani, oleh iman, dan Anda bangkit untuk berjalan dalam kehidupan yang baru. Dalam istilah Roma 6. Saya pikir, baptisan mengikuti pertobatan. Bukan pebuatan manusia yang mempengaruhi pertobatan, atau yang menghasilkan pertobatan, seperti yang dikatakan (Katolik) Roma dan lainnya.

Pertanyaan #15

rebuttal

John : Apa perbedaan antara Pembenaran (Justification) dan Pengudusan (Sanctification)? Pembenaran adalah suatu tindakan di mana Allah pada suatu saat menyatakan orang berdosa benar. Secara harfiah pada saat itu orang berdosa berpindah dari kematian ke kehidupan, dari kerajaan kegelapan ke kerajaan Anak Allah yang terkasih. Dia diringankan (commuted) dari hukuman neraka dan dia diberikan kemuliaan abadi di surga. Itu adalah tindakan di mana Allah menyatakan orang berdosa sebagai orang benar tidak atas dasar jasa orang berdosa tetapi karena Yesus benar-benar membayar hukuman untuk semua dosanya. Dengan demikian dosa-dosanya dibayar karena Allah bebas untuk memberinya kebenaran Kristus, itulah Pembenaran. Pengudusan, dimulai pada saat itu, karena tentu saja orang berdosa dipisahkan – itulah artinya dikuduskan – dia dipisahkan oleh pembenaran itu dari dosa. Pengudusan dimulai pada saat itu tetapi berlanjut sepanjang hidup. Sebuah proses di mana orang berdosa itu semakin taat, semakin dibentuk menjadi gambar Kristus. Kemudian Pemuliaan (Glorification) adalah penyempurnaan (consummation) ketika kita kehilangan daging yang tidak ditebus, ketika kita kehilangan natur berdosa dan dibawa ke dalam kemuliaan.

Pertanyaan #14

rebuttal

John : Yesus dalam Yohanes 8 membuat pernyataan yang luar biasa. Ayat 32 Dia berkata, ada beberapa orang yang percaya kepada-Nya, dan Dia berkata jika kamu tetap dalam firman-Ku maka kamu benar-benar murid-Ku. Maksud saya, jika ada transformasi akan ada manifestasi. Anjing menggonggong, dan kucing mengeong, dan sapi melenguh. Dengan kata lain, ada respons alami sebagaimana adanya Anda. Jika saya seorang Kristen maka saya akan berperilaku seperti itu karena itu adalah sifat saya, dan hanya itu yang dikatakan Yakobus. Yakobus hanya mengatakan jangan mengklaim iman di dalam Kristus dan kemudian menunjukkan pada saya kehidupan yang tidak membuktikannya. Iman tanpa perbuatan adalah mati dalam arti tidak ada (non-existent), karena jika itu adalah iman sejati yang menyelamatkan, itu akan terlihat dalam cara Anda menjalani hidup.

Pertanyaan #13

rebuttal

John : Bagaimana ajaran-ajaran tentang Misa, api penyucian, dan perbuatan baik, menyimpang dari Injil Kristus dan karya Kristus yang telah selesai? Jelas sekali, jika Anda menambahkan komponen selain apa yang Kristus lakukan, Anda telah mengacaukan Injil. Jika ada perbuatan di sana, Paulus berkata kepada jemaat di Roma: kasih karunia bukan lagi kasih karunia. Ini semua karena Kristus.

Pertanyaan #12

rebuttal

John : Pada dasarnya, apa yang terjadi dalam Injil (Katolik) Roma adalah Anda menanamkan (infuse) kasih karunia. Bahwa ada rahmat yang ditanamkan ke dalam diri seseorang. Saya pikir awalnya pada baptisan bayi, ada infusi rahmat ini. Secara berurutan ada infusi lain dari rahmat ini. Pada Misa, salah satu tata cara Katolik… rahmat diinfusikan. Itu sebabnya, Anda tahu, mereka biasa mengatakan tentang seorang Katolik yang taat, Anda pergi ke Gereja setiap hari. Anda tahu idenya adalah setiap kali Anda pergi, Anda mendapatkan infusi rahmat. Dan anugerah yang diinfusi, yang ada di dalam dirimu yang diberikan oleh Tuhan, jika kamu bekerja sama dengannya, menempatkanmu di jalan pembenaran. Pembenaran kemudian tidak menjadi tindakan yang diselesaikan di dalam Kristus yang mati sebagai pengganti (substitutionary death in Christ), tetapi pembenaran menjadi sebuah proses. Dan saat Anda bekerja sama dan melakukan apa yang Anda bisa untuk menghindari dosa-dosa ringan dan dosa-dosa berat, dan melalui pengakuan (dosa) dan memperoleh penintensi, dan semuanya itu, saat Anda menjalani proses tersebut, Anda semacam bekerja sama dengan rahmat yang diinfusikan ini, Anda bekerja sama untuk melakukan proses pembenaran ini. Intinya, Anda tidak tahu apakah Anda pernah sampai di sana…

Pertanyaan #11

rebuttal

John : Jika Anda pernah bertanya-tanya misalnya, mengapa Yesus hidup 30 tahun? Tidak jelas, tidak ada yang ditugaskan oleh Tuhan untuk menuliskannya… satu insiden kecil pada usia 12 tahun… Selain itu, kita tidak tahu apa-apa tentang 30 tahun itu. Saya kira jika saya menjadi Tuhan, saya dapat mengatakan, Anda harus turun dan mati untuk orang berdosa, tetapi saya hanya membutuhkan Anda untuk akhir pekan. Anda turun pada hari Jumat, Anda mati, Anda kembali pada hari Minggu sore. Anda tahu, ada benarnya yang harus Dia lakukan adalah mengambil murka Allah untuk orang berdosa, dan Dia bisa melakukannya di akhir pekan. Pertanyaannya adalah mengapa Anda menjalani kehidupan yang penuh? Mengapa Dia hidup selama 33 tahun? Jawabannya, karena Dia berkata, seperti yang Dia katakan kepada Yohanes Pembaptis, Saya harus menggenapkan semua kebenaran [“fulfill all righteousness”. Terjemahan Indonesia “menggenapkan seluruh kehendak Allah”. Lih. Mat 3:15…red]. Inilah intinya, Dia perlu menjalani kehidupan yang sungguh-sungguh benar (righteous), sehingga kehidupan yang sungguh-sungguh benar itu dapat diperhitungkan kepada Anda.

Pertanyaan #10

rebuttal

John: Cukup Injil yang benar. Dan saya pikir, mungkin cara terbaik untuk mengatakannya adalah dengan memahami 2 Kor 5:21, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”. Itulah Injil. Dan saya pikir itu perlu dipahami dalam konteks ini. Konteks 2 Kor 5 adalah konteks rekonsiliasi. Lima kali dari ayat 18-21 kata rekonsiliasi digunakan dalam beberapa bentuk. Dan apa yang dikatakan perikop itu adalah, kabar baiknya adalah, bahwa orang-orang berdosa dapat diperdamaikan dengan Allah. Oke, itu kabar baiknya.

Pertanyaan #9

rebuttal

John: Apakah ada dalam Alkitab yang mengajarkan bahwa tradisi diilhami atau memadai? Tidak! Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa Tradisi diilhami. Firman Tuhan diilhami dan itu saja. Tradisi yang pada dasarnya dirancang oleh manusia pada suatu saat dalam sejarah tidak ada hubungannya dengan wahyu Allah. Wahyu Allah sekali untuk selamanya disampaikan kepada orang-orang kudus. Itu komprehensif, lengkap, selesai, dengan kitab Wahyu. Jangan menambahkan apa pun, jangan mengambil apa pun. Ini saja! Tradisi hanyalah ciptaan-ciptaan manusia yang membumbui (embellish) firman Allah atau menambahkan firman Allah seiring berjalannya waktu. Tidak ada persamaan (perbandingan) antara keduanya.

Pertanyaan #8

rebuttal

John : Ketika tradisi bertentangan dengan Kitab Suci yang memiliki otoritas, jawabannya tentu adalah Kitab Suci. Dan saya pikir Mat 15 adalah bagian yang sangat penting dalam hal itu. Yesus mendakwa orang-orang Farisi dan Dia membuat dakwaan yang sangat spesifik. Dia berkata bahwa kamu telah menggantikan tradisi manusia dengan perintah-perintah Allah (firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri – Mat 15:6). Itulah tepatnya yang telah dilakukan Yudaisme. Yudaisme adalah paralel yang sangat sangat baik dengan Katolikisme karena ada wahyu di sana, Perjanjian Lama, tetapi ada tradisi besar-besaran di sana dan tradisi itu digunakan dalam dua cara. Digunakan untuk menambahkan wahyu dan menafsirkan wahyu. Tradisi itu adalah mishnah, kodifikasi hukum Yahudi, interpretasi kerabian, dll. Jadi Anda punya wahyu yang benar ini yaitu Perjanjian Lama dan kemudian Anda punya begitu banyaknya material yang pada dasarnya semacam berhubungan dengan magisterium dalam tradisi Katolik. Hal-hal yang terakumulasi inilah yang menafsirkan Perjanjian Lama dan menetapkan tradisi. Dan pada saat Anda sampai kepada Yesus, kebenaran Perjanjian Lama telah sepenuhnya dikaburkan dan hilang dalam intrik yang membingungkan dari semua tradisi ini. Dan pada dasarnya itulah yang Yesus hadapi. Dia berkata bahwa Anda tahu bahwa Anda telah sepenuhnya menghapus (obliterate) perintah-perintah Allah dengan tradisi-tradisimu. Dan pada dasarnya itulah yang terjadi dengan Gereja Katolik.

Pertanyaan #7

rebuttal

John: Pertanyaannya adalah, mengapa kita sebagai Protestan begitu terpaku pada gagasan bahwa Kitab Suci saja adalah otoritas kita. Karena Katolik Roma mengatakan tidak ada dalam Alkitab yang melarang sebuah otoritas tambahan. Yah, pertama-tama itu adalah sebuah argument from silence.1 Mengatakan bahwa Anda dimandatkan oleh sesuatu yang tidak dikatakan Alkitab adalah benar-benar konyol. Karena tidak ada akhir dari apa yang tidak dikatakan oleh Alkitab, Anda dapat menemukan segala macam hal yang tidak dikatakan oleh Alkitab. Anda tidak dapat menggunakannya sebagai dasar untuk otoritas ilahi.