2. Paulus tentang Gereja Katolik

Perspektif Katolik Tentang Paulus

…jemaat dari Allah yang hidup,
tiang penopang dan dasar kebenaran…
1 Tim 3:15

Di bawah St. Paulus, kita harus segera beralih ke doktrinnya tentang Gereja. Dalam perjalanan ke Damaskus, ketika St. Paulus menyadari bahwa dia telah menganiaya Kristus dengan menganiaya Gereja Kristus, dia memahami bahwa Gereja adalah “Tubuh Kristus” (1 Kor 12:27). Sebagai orang Kristen, kita sudah biasa menyebut Gereja sebagai Tubuh Kristus, tetapi pertimbangkan sejenak betapa anehnya menyebut sekelompok orang sebagai “tubuh” dari seorang tokoh sejarah tertentu. Kita kadang-kadang berbicara tentang tubuh politik (body politic), tetapi kita tidak sering menganggap masyarakat sebagai tubuh yang dimiliki oleh seorang tokoh sejarah. Amerika adalah kumpulan manusia, tetapi bukan tubuh George Washington. Namun, St. Paulus menemukan bahwa Gereja adalah tubuh Yesus historis dari Nazaret. Kristus secara mistik memasukkan ke dalam tubuh-Nya sendiri semua yang menjadi milik-Nya. Akibatnya, Gereja menyandang atribut Kristus.1

II. KERAJAAN YAHUDI – GEREJA KATOLIK

Rabi yang Disalibkan

Pertanyaan mendasar sebenarnya adalah tentang hubungan antara Kerajaan Allah dan Kristus.
Di sinilah pemahaman kita tentang Gereja akan bergantung.
– Paus Benediktus XVI1

Seperti yang telah kita lihat, konsep Mesias berasal dari harapan orang Yahudi bahwa Allah akan setia pada perjanjian-Nya dengan Daud, arketipe Mesias. Kritik utama orang Yahudi terhadap status Yesus sebagai Mesias berasal dari kegagalan-Nya yang nyata untuk melembagakan Kerajaan Mesianik di bumi. Sebelum membahas kontroversi ini, pertama-tama mari kita telaah sifat kerajaan Israel dan paradigma Yahudi untuk kerajaan Mesianik dalam pribadi Raja Daud.

I. MESIAS YAHUDI – KRISTUS KATOLIK

Rabi yang Disalibkan

Hai saudara-saudari! Saya beri tahu Anda, Tzeitel, jika Tuhan hidup di bumi,
orang akan memecahkan jendela-Nya!
– Joseph Stein: Fiddler on the Roof

Setiap budaya kuno memiliki legenda tentang manusia super yang menyelesaikan masalah dengan mengalahkan kejahatan. Sama seperti Clark Kent merobek pakaian bisnisnya dan mengungkapkan bahwa dia adalah Superman, jadi semua orang berharap ada seseorang, di suatu tempat dengan sedikit kelebihan — seseorang yang mampu merobek pakaian kehidupan biasa dan menentang kekuatan jahat. Setiap anak menantikan seorang Mesias. Setiap tragedi membutuhkan seorang Mesias.

X. Analogi-analogi Alkitabiah untuk Sebuah Gereja Yang Infalibel

100 Argumen Alkitabiah Melawan Sola Scriptura

75. Kaum Lewi Perjanjian Lama diberikan karunia perlindungan khusus dari kesalahan

Mal 2:6-7 : Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan. Sebab bibir seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya, sebab dialah utusan TUHAN semesta alam.

VII. Bukti Perjanjian Baru untuk sebuah Gereja yang Hirarkis dan Terlihat dengan Otoritas yang Kuat

100 Argumen Alkitabiah Melawan Sola Scriptura

61. Gereja dapat “mengikat dan melepaskan”

Dalam Kitab Suci, Gereja menerima dari Kristus sebuah otoritas yang khusus: kuasa untuk mengikat dan melepaskan.

VI. Bermacam Argumen Umum Lainnya yang Berkaitan dengan Sola Scriptura

100 Argumen Alkitabiah Melawan Sola Scriptura

54. Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa tradisi lisan akan berhenti dan sola scriptura menjadi aturan iman yang baru

Beberapa Protestan berpendapat bahwa begitu kanon ditetapkan, tradisi lisan berakhir dan sola scriptura menjadi aturan iman. Apologis Baptist Reformed James R. White memberikan sebuah contoh yang khas:

V. Dugaan Kenyataan yang Jelas dari Kitab Suci dan Perlunya Penafsiran Otoritatif

100 Argumen Alkitabiah Melawan Sola Scriptura

40. Kekristenan minimalis bukanlah norma alkitabiah

Jika seseorang terdampar di pulau terpencil hanya dengan sebuah Alkitab, saya yakin dia bisa diselamatkan (yaitu, masuk surga — apakah dia berhasil keluar dari pulau, itu adalah masalah lain). Tidak perlu memiliki Gereja atau Tradisi. Sebetulnya, dia bisa diselamatkan tanpa Alkitab, atau tanpa pernah mendengar sepatah kata pun tentangnya, selama dia mencari kebenaran; karena Tuhan berkata bahwa keberadaan-Nya terbukti dari hal-hal yang Dia buat (lihat Roma 1). Namun dalam keadaan normal, ini tidak menyangkal kebutuhan akan Gereja dan Tradisi yang berotoritas (serta Kitab Suci tertulis).

22. Gereja Katolik Memperoleh Namanya

Penulisan Perjanjian Baru

Sekitar akhir Zaman Apostolik, Gereja Katolik menerima nama yang dikenal hingga saat ini.

Awalnya, Kekristenan hanya disebut “Jalan [Tuhan]” (the Way; Kis 9:2; 19:23; 22:4; 24:14, 22), frasa yang merupakan kependekan dari “jalan [kepada] keselamatan” (the way of salvation; Kis 16:17), “jalan Tuhan” (the way of the Lord; Kis 18:25), dan “jalan Allah” (the way of God; Kis 18:26). Namun, seiring berjalannya waktu, para pengikut Yesus dikenal sebagai “Kristen” (Christians) — sebuah nama yang diberikan kepada mereka di kota Antiokhia (Kis 11:26).

4. Tradisi Dalam Gereja Mula-mula

Firman Tuhan Berinkarnasi

Pada awalnya, para rasul menjalankan misi pengajaran mereka dalam bentuk murni lisan (oral). Petrus berkhotbah tentang Pentakosta. Dia tidak mengeluarkan pamflet. Dengan mengajar secara lisan, para rasul mengikuti teladan Yesus, yang tidak menulis kitab, surat, atau risalah apa pun. Hanya sekali Injil menyebutkan Yesus menulis, dan itu dengan jari-Nya di tanah (Yoh 8:6, 8).

3. Yesus Mendirikan Gereja-Nya

Firman Tuhan Berinkarnasi

Saat Dia mengkhotbahkan firman Allah, Yesus juga mendirikan Gereja-Nya. Istilah Yunani untuk gereja, ekklesia, berarti “jemaat” (assembly), dan Yesus mulai mengumpulkan pengikut di sekeliling-Nya. Salah satu cara Dia melakukannya adalah dengan melakukan mukjizat — tanda-tanda dari Allah yang memvalidasi pesan-Nya.