Klemens dari Roma

Empat Saksi

Marilah kita mengarahkan pandangan kita pada Darah Kristus dan memahami betapa berharganya itu bagi Bapa, karena, dicurahkan untuk keselamatan kita, yang membawa rahmat pertobatan ke seluruh dunia. Mari kita tinjau kembali semua generasi dan pelajari ajarannya, bahwa dari generasi ke generasi, Sang Guru telah memberikan kesempatan untuk bertobat kepada mereka yang mau berpaling kepada-Nya. [1]

Seorang pria bernama Klemens, gembala gereja di Roma selama dekade 90-an M, menulis kata-kata lembut ini kepada rekan-rekan Kristennya yang tinggal di kota Yunani Korintus —jemaat Korintus yang sama yang kepadanya Rasul Paulus telah menyampaikan dua surat Perjanjian Baru sekitar tiga puluh tahun sebelumnya. Baik Origenes, sarjana abad ketiga, dan Eusebius, penulis buku sejarah Gereja tertua di dunia (ditulis pada tahun 325 M), mengetahui dengan baik surat Klemens ini.

Catatan Tentang Akurasi Historis dan Ucapan Terima Kasih

Empat Saksi

Dalam halaman-halaman ini saya bermaksud untuk menceritakan kisah otentik dari Kekristenan awal dengan menyajikan garis besar kutipan verbatim dari empat Penulis Kristen non-kanonik paling awal yang karyanya bertahan hingga zaman kita sekarang — saya memberi judul “Empat saksi”. Dalam melakukan ini, tujuan saya adalah (sejauh memungkinkan) untuk membiarkan Gereja mula-mula berbicara sendiri. Tapi saya juga merasa perlu mengatur setiap kutipan dalam konteks historisnya juga.

PENGANTAR

Empat Saksi

Gereja mula-mula bukanlah misteri. Faktanya, kebanyakan orang percaya akan tercengang mengetahui seberapa banyak yang kita ketahui tentang tiga ratus tahun pertama sejarah Kristen. Kami memiliki, misalnya, banyak sejarah yang menginspirasi tentang banyaknya kongregasi Gereja yang berdiri di seluruh dunia kuno. Kami benar-benar tahu nama beberapa gembalanya yang paling awal, dan dalam beberapa kasus kami memiliki tulisan-tulisan mereka untuk dibaca. Kami bahkan memiliki laporan mengerikan tentang penganiayaan terhadap Gereja oleh orang Farisi dan orang Romawi kafir. Kita tahu ajaran sesat macam apa yang menyerang Gereja mula-mula dan, sekali lagi, nama-nama bidaah yang menentangnya. Kami memiliki himne-himne dan doa-doa serta puisi yang disimpan dari periode ini. Kami memiliki epitaf [tulisan ada batu nisan] dari kuburan Kristen. Kami memiliki pernyataan-pernyataan doktrinal, komentar-komentar Alkitab, dan khotbah-khotbah yang berasal dari jaman ini. Kami memiliki bacaan-bacaan responsif yang digunakan di gereja; nyatanya, kami memiliki banyak informasi tentang bagaimana kebaktian-kebaktian Minggu dilakukan. Singkatnya, kami memiliki (bertentangan dengan kepercayaan populer) gambaran yang sangat jelas tentang agama Kristen primitif — dan gambaran ini terbuka untuk diselidiki oleh siapa pun.