15. Trinitas

Tuhan

Fakta bahwa hanya ada satu Allah ditekankan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama (lih. bab 22), tetapi ketika Yesus datang, Dia mengungkapkan kepada kita lebih banyak tentang kehidupan Allah, khususnya bahwa Allah yang esa ada (exist) sebagai tiga Pribadi ilahi — Bapa, Putra, dan Roh Kudus.1

14. Tuhan Tidak Memiliki Tubuh

Tuhan

Kelompok-kelompok tertentu, terutama Mormon, menyatakan bahwa Allah Bapa memiliki tubuh. Dalam beberapa tahun terakhir, klaim ini telah ditemukan di antara kelompok-kelompok Protestan Amerika tertentu, khususnya di dunia Pantekosta. Kaum Evangelikal seperti Finnis Dake, Jimmy Swaggart, Kenneth Copeland, dan Benny Hinn semuanya (setidaknya kadang-kadang) mengajarkan hal ini.

13. Satu Allah yang Benar

Tuhan

Meskipun setengah dari populasi dunia saat ini menganut agama monoteistik — mengajarkan adanya satu Allah — ini adalah posisi yang sangat tidak biasa pada abad pertama, ketika politeisme pagan — kepercayaan pada banyak dewa — adalah biasa.

4. Otoritas Tradisi Apostolik

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Dengan semua bukti yang telah kita lihat sampai saat ini menunjukkan keaslian Tradisi Katolik — dengan melihat betapa tak terbantahkannya tradisi itu dalam Gereja mula-mula — kita tidak perlu banyak bicara untuk penjelasan tentang apa yang dipikirkan Gereja perdana tentang otoritas Tradisi Suci. Beberapa contoh pernyataan patristik beikut ini, yang diambil dari tujuh abad pertama Kekristenan, sudah cukup untuk membuktikan bahwa orang Kristen paling awal memandang (regarded; memperhatikan, mengharagai, menghormati, memperhitungkan…red) Tradisi Suci sebagai sesuatu yang otoritatif dan perlu. Tradisi, bagi orang Kristen awal sebagaimana juga sekarang bagi orang Kristen zaman modern, adalah cara Gereja untuk memastikan bahwa ajarannya sesuai dengan apa yang diajarkan Kristus dan para Rasul. Inilah sebabnya, ketika bidah seperti Arianisme muncul, yang menyangkal Trinitas dan keilahian Kristus, Gereja pada abad ketiga dan keempat dapat secara memadai menyangkal (adequately refute; menyanggah, membuktikan bahwa [itu] salah…red) klaim kitab suci kaum Arian. Sama seperti Saksi Yehova atau Mormon di zaman modern ini, kaum Arian hanya bisa mengutip Kitab Suci (di luar konteks dan tentu saja dengan interpretasi yang salah). Mereka tidak dapat merujuk (atau naik banding) pada sebuah Tradisi yang tak terputus dari interpretasi otentik dari bagian-bagian Kitab Suci itu. Namun, Gereja Katolik dapat melakukannya. Dan dengan rujukannya kepada otoritas Tradisi Apostolik, sebagai pernyataan persetujuan yang diperlukan untuk Kitab Suci, Gereja mampu menghadapi dan mengalahkan tantangan doktrinal yang diajukan oleh bidat seperti Arianisme, Nestorianisme, Monofisit, dan kelompok-kelompok lainnya yang menyimpang secara teologis.