9. KAISAR KONSTANTINUS BERTOBAT KEPADA ALLAH

Kota Abadi

Seperti pada zaman Musa sendiri dan ras Ibrani kuno yang dikasihi Allah, ”Ia melemparkan kereta dan pasukan Firaun ke laut”. Dengan cara yang sama, Maxentius juga dengan prajurit dan pengawalnya “tenggelam seperti batu”, ketika dia melarikan diri dari hadapan kekuatan Tuhan yang menyertai Konstantinus.

– Eusebius dari Kaisarea1


Penganiayaan kekaisaran dimulai pada tahun 64 M setelah Kebakaran Besar Roma. Detailnya tidak jelas, tetapi tradisi menyatakan bahwa Nero sengaja membuat Roma dibakar.2 Sejarawan Tacitus mencatat bahwa Nero menuduh orang Kristen melakukan kejahatan tersebut dan menggunakan peristiwa tersebut sebagai kepura-puraan untuk menganiaya Gereja dengan kejam.3 St. Petrus dan St. Paulus menjadi martir saat ini. Penganiayaan selanjutnya meningkat menjadi penganiayaan terakhir dan terberat di bawah Diokletianus (Diocletianus)4 dan Galerius5. St. Sebastianus, St. Siprianus, dan Sta. Agnes adalah martir dari penganiayaan kesepuluh.

7. LIMA PAUS PERTAMA ROMA

Kota Abadi

Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu

– St. Petrus Sang Rasul
1 Pet 5:2-31


Lima paus pertama Roma dapat diingat dengan mudah dengan mengingat bahwa Roma adalah PLACE. PLACE adalah alat mnemonik yang akan membantu Anda mengingat nama dan urutan lima paus pertama. Setiap huruf pada kata PLACE sesuai dengan huruf pertama dari setiap nama Paus:

Peter (Petrus)
Linus
Anacletus (Anakletus)
Clement (Klemens)
Everistus

6. MAKAM ST. PETRUS DI ROMA

Kota Abadi

Orang-orang kudus… menurunkan tubuhnya secara diam-diam dan meletakkannya di bawah pohon terebinth dekat Naumachia, di tempat yang disebut Vatikan.

– Penderitaan St. Petrus dan Paulus,
Abad Kelima1


Katakombe-katakombe Roma memberikan kesaksian sejarah tentang iman dan kasih yang mendalam dari orang-orang Kristen Romawi awal.2 Di dalam katakombe-katakombe terdapat lebih dari 30.000 prasasti dalam bahasa Yunani dan bahasa Latin. Prasasti-prasasti ini melestarikan doa dan pujian dari mereka yang ingin melayani Kristus di masa-masa gelap. Spesimen-spesimen grafiti yang saleh ini juga mengungkapkan bagaimana umat Kristiani Romawi menghormati rekan-rekan martir mereka dan berdoa untuk orang-orang yang telah meninggal.

9. Kenali Bapa-bapamu

ad fontes

Seruan “Ad fontes!” (Lat. “[kembali] ke sumber!”) telah digunakan dalam berbagai konteks di zaman Renaisans, Reformasi, dan oleh tokoh-tokoh Katolik seperti Erasmus dari Rotterdam.

BAB 26. Eusebius dari Kaisarea

Misa Umat Kristen Mula-mula

Eusebius adalah sejarawan besar pertama zaman Kristen, dan dia sendiri adalah saksi langsung dari banyak peristiwa besar dalam sejarah. Dia dipenjarakan dalam penganiayaan terakhir dan yang paling brutal dari kekaisaran Romawi, penganiayaan kaisar Diokletianus. Kemudian, sebagai uskup Kaisarea di Palestina, ia berperan penting dalam kontroversi Arianisme1; dan dia adalah peserta aktif di Konsili Nicea (tahun 325). Eusebius juga terkadang menjadi penasihat istana Konstantinus, kaisar yang mengesahkan agama Kristen.

4. Otoritas Tradisi Apostolik

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Dengan semua bukti yang telah kita lihat sampai saat ini menunjukkan keaslian Tradisi Katolik — dengan melihat betapa tak terbantahkannya tradisi itu dalam Gereja mula-mula — kita tidak perlu banyak bicara untuk penjelasan tentang apa yang dipikirkan Gereja perdana tentang otoritas Tradisi Suci. Beberapa contoh pernyataan patristik beikut ini, yang diambil dari tujuh abad pertama Kekristenan, sudah cukup untuk membuktikan bahwa orang Kristen paling awal memandang (regarded; memperhatikan, mengharagai, menghormati, memperhitungkan…red) Tradisi Suci sebagai sesuatu yang otoritatif dan perlu. Tradisi, bagi orang Kristen awal sebagaimana juga sekarang bagi orang Kristen zaman modern, adalah cara Gereja untuk memastikan bahwa ajarannya sesuai dengan apa yang diajarkan Kristus dan para Rasul. Inilah sebabnya, ketika bidah seperti Arianisme muncul, yang menyangkal Trinitas dan keilahian Kristus, Gereja pada abad ketiga dan keempat dapat secara memadai menyangkal (adequately refute; menyanggah, membuktikan bahwa [itu] salah…red) klaim kitab suci kaum Arian. Sama seperti Saksi Yehova atau Mormon di zaman modern ini, kaum Arian hanya bisa mengutip Kitab Suci (di luar konteks dan tentu saja dengan interpretasi yang salah). Mereka tidak dapat merujuk (atau naik banding) pada sebuah Tradisi yang tak terputus dari interpretasi otentik dari bagian-bagian Kitab Suci itu. Namun, Gereja Katolik dapat melakukannya. Dan dengan rujukannya kepada otoritas Tradisi Apostolik, sebagai pernyataan persetujuan yang diperlukan untuk Kitab Suci, Gereja mampu menghadapi dan mengalahkan tantangan doktrinal yang diajukan oleh bidat seperti Arianisme, Nestorianisme, Monofisit, dan kelompok-kelompok lainnya yang menyimpang secara teologis.

2. Uskup Roma Memiliki Otoritas Unik

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Ada banyak contoh dari para Bapa Gereja mula-mula yang dapat kita gunakan untuk menunjukkan bahwa paus memiliki keutamaan otoritas yang khusus dalam Gereja, otoritas yang dengan segera diterima, bahkan kadang-kadang dengan begitu semangatnya dipertahankan, oleh para uskup dari keuskupan lain. Salah satu contoh yang sangat mencolok dari seorang uskup Roma mula-mula yang mempraktekkan keutamaan yurisdiksi ini adalah pada masa kepemimpinan Paus Victor I. Pada tahun 190, ia berusaha untuk mengakhiri kontroversi antara Katolik Timur dan Barat mengenai pertanyaan kapan harus merayakan Paskah.1

1. Keutamaan Petrus dan Pengganti-penggantinya

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Mungkin elemen otoritas yang paling tak terbantahkan dalam Gereja perdana adalah ketergantungannya pada uskup Roma, yang dipilih sebagai pengganti St. Petrus, sebagai titik pusat kesatuan dalam Gereja Kristen. Orang-orang Kristen mula-mula mengakui bahwa uskup Roma memiliki keutamaan khusus dalam hal yurisdiksi dan otoritas pengajaran, dan kutipan-kutipan dari tulisan-tulisan para Bapa Gereja ini, termasuk beberapa dari para paus sendiri, adalah contoh yang mencolok dari kekayaan kesaksian yang ada untuk membuktikan hal ini. Satu hal yang perlu diingat ketika Anda membaca kutipan-kutipan ini: pernyataan-pernyataan tegas yang konstan dan universal dari para penulis Kristen mula-mula tentang otoritas paus, serta pernyataan-pernyataan tegas tentang efek yang dibuat oleh para paus itu sendiri, tidak pernah dibantah oleh umat kristen “ortodoks” lainnya. Dengan kata lain, fakta bahwa ada klaim dan pengakuan yang tak terbantahkan atas keutamaan kepausan, yang berasal dari para uskup di Timur maupun di Barat, menunjukkan bahwa doktrin keutamaan kepausan bukanlah “ciptaan Katolik” di kemudian hari tetapi dipahami sebagai Tradisi yang datang langsung dari Kristus1 dan para Rasul.

18. Baptis: Hanya Dengan Cara Diselam?

Sakramen-sakramen
  • Apa tiga cara yang valid untuk membaptis seseorang?
  • Mengapa para Fundamentalis mengklaim bahwa baptisan selam adalah satu-satunya baptisan yang benar?
  • Apa arti kata baptis, dan bagaimana penggunaannya?
  • Apa yang dimaksud dengan baptisan “inner” dan “outer”?
  • Apa yang dikatakan umat Kristen mula-mula tentang baptisan?

3. Petrus di Roma?

Gereja dan Kepausan
  • Apakah penting untuk mengetahui bahwa Petrus pernah berada di Roma?
  • Apakah Alkitab mengatakan bahwa Petrus ada di Roma?
  • Mengapa Petrus menyebut Babel dalam surat-suratnya?
  • Mana bukti Kristen mula-mula apa yang meneguhkan bahwa Petrus ada di Roma?