46. Saling Mengasihi

Menggali Ajaran Katolik

Kristus berkata, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yoh 14:15). Dia tidak mengacu pada cinta sebagai emosi belaka, “cinta” yang manis dan romantis yang tidak melibatkan penderitaan dan tidak menuntut pengorbanan. Jenis kasih yang Kristus maksudkan adalah kemurahan hati: kasih yang teguh, memberi diri, rendah hati, berani, tindakan kehendak yang mencari kebaikan sesama kita, bahkan jika itu berarti pengorbanan atau penderitaan di pihak kita.

45. Mengapa Khawatir?

Menggali Ajaran Katolik

Tuhan tahu bahwa dalam hidup ini kita dihadapkan pada banyak orang dan situasi yang membuat kita khawatir. Lagi pula, kita tidak menyebutnya “lembah air mata” (vale of tears) tanpa alasan. Meskipun Kejadian 3 tidak menyebutkan “kecemasan” sebagai salah satu kutukan yang dijatuhkan kepada umat manusia sebagai akibat dari dosa asal Adam dan Hawa, namun bisa saja demikian. Deskripsi Alkitab tentang peristiwa-peristiwa manusia sejak orang tua pertama kita diusir dari Taman Eden—satu-satunya zona bebas dari rasa khawatir yang pernah diketahui umat manusia—adalah satu catatan panjang tentang kekesalan, ketakutan, dan kecemasan. Dengan kata lain, ini adalah kisah tentang bagaimana dosa mempengaruhi kita.

44. Rosario: Sebuah Doa yang Sungguh Alkitabiah

Menggali Ajaran Katolik

Umat Katolik di seluruh dunia akrab dengan rosario, serangkaian lima Bapa Kami, masing-masing diikuti oleh sepuluh Salam Maria dan Kemuliaan (setiap rangkaian dikenal sebagai “dekade / decade“), dihitung pada untaian manik-manik yang dikenal sebagai rosario .

43. “Saudara-saudara” Tuhan

Menggali Ajaran Katolik

Gereja Katolik mengajarkan bahwa Perawan Maria yang Terberkati tetap perawan sepanjang hidupnya, sebelum dan sesudah kelahiran Kristus. “Kelahiran dari Perawan” (The Virgin Birth) mengacu pada fakta bahwa Kristus dikandung dalam rahim Maria tanpa keterlibatan seorang ayah manusiawi (St. Yosef ayah angkatnya). Aspek lain dari ajaran ini dikenal sebagai “Keperawanan Abadi Maria” the (Perpetual Virginity of Mary) yang berarti bahwa dia tidak melahirkan anak lain selain putranya, Yesus.

42. Suksesi Apostolik

Menggali Ajaran Katolik

Ketika seseorang ditahbiskan menjadi uskup di Gereja Katolik, dia menjadi mata rantai yang hidup dalam rantai suksesi apostolik yang berusia dua ribuan tahun, yang membentang tanpa putus dari Yesus Kristus hingga hari ini. Dia menerima bagian yang unik dalam otoritas dan tugas kedua belas Rasul yang asli, dan dia menjadi bagian dari magisterium yang hidup—jabatan mengajar Gereja yang dipercayakan dengan tugas mewartakan, menjelaskan, serta membela secara otentik perbendaharaan iman (deposit of faith) yang “sekali untuk selamanya diserahkan kepada orang-orang kudus” (Yudas 3, “once for all delivered to the saints”).

41. Sakramen-sakramen

Menggali Ajaran Katolik

Kita yang cukup dewasa untuk mengingat pelajaran katekisasi kita dari Katekismus Baltimore akan hafal jawaban atas pertanyaan nomor 136: “Apakah Sakramen itu?”. “Sakramen adalah tanda lahiriah yang ditetapkan oleh Kristus untuk menyalurkan rahmat”. Sebelas kata itu adalah penjelasan singkat tentang apa itu sakramen, apa gunanya dan dari mana asalnya.

40. Hawa Nafsu dan Ketidakmurnian

Menggali Ajaran Katolik

Sebagai seorang pemuda, Aurelius Augustinus bukanlah seorang yang suci. Namun, pada tahun-tahun kemudian, ia menjadi seorang teolog terkenal dan uskup Hippo yang saleh, di Afrika Utara. Kita mengenalnya hari ini sebagai Santo Agustinus, karena begitulah dia jadinya. Namun di masa mudanya, kesucian adalah sesuatu yang tak dipikirannya sama sekali.

39. Ladang Gandum dan Lalang

Menggali Ajaran Katolik

Pada suatu kesempatan, Yesus memberikan perumpamaan ini di depan orang banyak yang berkumpul di sekeliling-Nya:

Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku. (Mat 13:24–30)

38. Mitos Tentang Sebuah “Kemurtadan Total”

Menggali Ajaran Katolik

Anda telah melihat mereka berkeliling berpasangan sepanjang lingkungan Anda dengan sepeda. Para misionaris Mormon, pria-pria muda berpenampilan rapi mengenakan kemeja putih, celana panjang gelap dan dasi konservatif, muncul setiap hari di ribuan ambang pintu sama seperti di rumah Anda, berniat membuat orang insaf ke Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir—umumnya dikenal sebagai Gereja Mormon.

37. Jangan Menunda Untuk Bertobat!

Menggali Ajaran Katolik

Anda pernah mendengar pepatah, “When you least expect it, expect it”. Pertimbangkan kata-kata tersebut mengingat kengerian tsunami yang menghancurkan Asia Tenggara pada tanggal 26 Desember 2004, yang menewaskan sekitar 200.000 orang. Banyak dari mereka yang terbunuh pada suatu saat sedang bersantai di pantai, dan pada saat berikutnya, hanyut menuju kematian mereka. Suatu saat, mereka bersenang-senang, saat berikutnya mereka mendapati diri mereka berdiri di hadapan Kristus sang Hakim, harus memberikan kepadanya pertanggungjawaban tentang hidup mereka. “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi” (Ibr 9:27).