48. Sabat atau Minggu?

Sakramen dan Peribadatan

Beberapa organisasi keagamaan (Advent Hari Ketujuh, Baptis Hari Ketujuh, dan beberapa lainnya) mengklaim bahwa orang Kristen tidak boleh beribadah pada hari Minggu tetapi pada hari Sabtu, Sabat Yahudi. Mereka menegaskan bahwa, pada suatu saat setelah Zaman Kerasulan, Gereja “mengubah” hari ibadat dari Sabtu menjadi Minggu.

47. Keabadian Pernikahan

Sakramen dan Peribadatan

Yesus mengajarkan: “Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah” (Luk 16:18; juga Mrk 10:11-12).

46. Imam-imam Wanita?

Sakramen dan Peribadatan

Dapatkah wanita ditahbiskan menjadi imam? Pertanyaan ini telah banyak diperdebatkan di dunia modern, dan Gereja selalu menjawab dengan negatif. Dasar untuk ini ada dalam Perjanjian Baru dan dalam tulisan-tulisan para Bapa Gereja.

45. Uskup, Imam, dan Diakon

Sakramen dan Peribadatan

Sakramen tahbisan suci diberikan dalam tiga tingkatan klerus: uskup, imam, dan diakon.

Para uskup (episcopoi) dapat mengurus beberapa jemaat—semua yang ada di kota atau wilayah tertentu—dan mengangkat, menahbiskan, dan mendisiplinkan para imam dan diakon. Mereka kadang-kadang disebut “penginjil / pemberita Injil” dalam Perjanjian Baru. Contoh uskup abad pertama termasuk Timotius dan Titus (1 Tim 5:19-22; 2 Tim 4:5; Tit 1:5).

Imam (presbuteroi) juga dikenal sebagai para “penatua” (presbiters atau elders). Sebenarnya, istilah bahasa Inggris “priest” hanyalah penyingkatan (contraction) dari kata Yunani presbuteros. Mereka memiliki tanggung jawab untuk mengajar, mengatur, dan menyajikan (provide; menyediakan, memberikan…red) sakramen-sakramen dalam jemaat-jemaat tertentu (1 Tim 5:17; Yak 5:14-15).

Diakon (diakonoi) membantu para uskup dan bertanggung jawab untuk mengajar dan melaksanakan tugas-tugas Gereja tertentu, seperti pembagian makanan (Kis 6:1-6).

44. Pengakuan Dosa

Sakramen dan Peribadatan

Apakah semua dosa kita—masa lalu, sekarang, dan masa depan—diampuni sekali dan untuk selamanya ketika kita menjadi orang Kristen? Tidak, baik menurut Alkitab maupun Bapa Gereja mula-mula. Kitab Suci tidak menyatakan bahwa dosa masa depan kita diampuni; sebaliknya, KS mengajarkan kita untuk berdoa memohon pengampunan yang berkelanjutan: “Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (Mat 6:12).

43. Kurban Misa

Sakramen dan Peribadatan

Ekaristi bukan hanya santapan peringatan tetapi juga sebuah kurban. Katekismus Gereja Katolik menjelaskan:

Ekaristi juga satu kurban, karena ia suatu kenangan akan Paska Kristus. Sifat kurban ini sudah nyata dalam kata-kata Tuhan: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu”, dan “cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu” (Luk 22:19-20). Dalam Ekaristi, Kristus mengaruniakan tubuh ini, yang telah Ia serahkan di kayu salib untuk kita, dan darah ini, “yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” (Mat 26:28).

42. Kehadiran Nyata

Sakramen dan Peribadatan

Doktrin Kehadiran Nyata menegaskan bahwa dalam Ekaristi Kudus, Yesus hadir—tubuh dan darah, jiwa dan keilahian—dalam rupa roti dan anggur. Ajaran ini didasarkan pada berbagai bagian Kitab Suci (lih. 1 Kor 10:16-17; 11:23-29; dan, khususnya, Yoh 6:32-71).

41. Sakramen Penguatan

Sakramen dan Peribadatan

Sakramen penguatan (confirmation – selanjutnya saya menggunakan kata: krisma…red) dirujuk dalam bagian-bagian Alkitab, termasuk Kisah Para Rasul 8:14-17, 9:17, 19:6, dan Ibrani 6:2, yang berbicara tentang penumpangan tangan untuk tujuan menganugerahkan Roh Kudus.

40. Baptisan Bayi

Sakramen dan Peribadatan

Sebagian besar orang Kristen mengakui praktik baptisan bayi, meskipun beberapa kelompok tidak. Kelompok-kelompok ini berpendapat bahwa baptisan hanya boleh diberikan kepada orang-orang yang telah mencapai usia tertentu dan mampu memintanya. Tidak ada di mana pun dalam Perjanjian Baru kita membaca tentang bayi yang dibaptis, kata mereka.

39. Baptisan Trinitas

Sakramen dan Peribadatan

Agar supaya sebuah sakramen menjadi sah, tiga hal harus ada: forma yang benar, materia yang benar, dan intensi yang benar. Dalam pembaptisan, forma (rumusan) yang benar adalah membaptis “dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus” (Mat 28:19), materia (sarana) yang benar adalah air, dan intensi yang benar adalah melaksanakan apa yang Gereja lakukan.