55. Keselamatan Di Luar Gereja

Hal-hal Terakhir

Katekismus Gereja Katolik menyebut Gereja Kristus sebagai “sakramen keselamatan universal” (KGK 774-776).[1] Dinyatakan: “Di dunia ini Gereja adalah Sakramen keselamatan, tanda dan sarana persekutuan dengan Allah dan di antara manusia.” (KGK 780).

Banyak yang salah memahami sifat ajaran ini. Di satu titik ekstrim, beberapa orang berpikir bahwa tidak ada bedanya gereja apa atau bahkan agama apa yang dianut seseorang, dan bahwa keselamatan dapat diperoleh secara setara melalui salah satu darinya. Pada ekstrem yang lain, beberapa mengklaim bahwa siapa pun yang bukan anggota penuh Gereja Katolik akan dikutuk.

5. PETRUS MENDIRIKAN GEREJA ROMA?

Kota Abadi

Kota yang kamu lihat tidak lain adalah Roma yang agung dan mulia,
Ratu Bumi yang sejauh ini terkenal,
dan diperkaya dengan harta rampasan bangsa-bangsa;
di sana Capitol yang kamu lihat,
mengangkat kepalanya yang megah di atas yang lain

– Kata-kata Setan kepada Kristus
Paradise Regain’d karya John Milton1


Sama seperti Roma pernah menginvasi kota Yerusalem, demikian juga sekarang seorang nelayan Yahudi memasuki kota Roma dan mengubahnya selamanya. Kita berbicara tentang Simon Petrus, Batu Karang yang di atasnya Kristus mendirikian Gereja-Nya.2 Bertahun-tahun sebelum Kristus mati di salib Romawi di luar tembok Yerusalem, Dia menunjuk dua belas Rasul. Dia pertama kali memilih Andreas dan kemudian saudaranya Simon yang menjadi Petrus. Selanjutnya dia memanggil dua bersaudara, Yakobus dan Yohanes. Dan kemudian dia memamanggil Filipus dan Nathanael. Berikutnya Matius pemungut cukai. Kemudian dia memanggil lima orang lainnya: Thomas, Yakobus yang lain, Simon yang lain, dan dua Yudas — Yudas Tadeus dan Yudas Iskariot si pengkhianat.

40. Baptisan Bayi

Sakramen dan Peribadatan

Sebagian besar orang Kristen mengakui praktik baptisan bayi, meskipun beberapa kelompok tidak. Kelompok-kelompok ini berpendapat bahwa baptisan hanya boleh diberikan kepada orang-orang yang telah mencapai usia tertentu dan mampu memintanya. Tidak ada di mana pun dalam Perjanjian Baru kita membaca tentang bayi yang dibaptis, kata mereka.

38. Perlunya Baptisan

Sakramen dan Peribadatan

Menurut 1 Petrus 3:21: “Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan–maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah–oleh kebangkitan Yesus Kristus”.

23. Tradisi Apostolik

Sumber Iman

Dalam bab 2, kita melihat peran Tradisi dalam iman Kristiani. Bertentangan dengan pandangan dalam komunitas Protestan, kita tidak dimaksudkan untuk melihat ke “Kitab Suci saja.” Sementara kita harus berhati-hati terhadap tradisi manusia belaka, Alkitab berisi banyak referensi tentang rasa hormat yang harus kita berikan kepada Tradisi apostolik.

1.6. Bapa-bapa Gereja

Sola Scriptum

Menurut Matthew Barrett, “Inovasi sering kali merupakan indikasi pertama dari bidat. Inilah sebabnya mengapa para Reformator berusaha untuk mengikat eksegesis mereka sepanjang jalan kembali ke tradisi patristik”.1 Para apologis Protestan kontemporer mencoba melakukan hal yang sama ketika mereka mengklaim bahwa beberapa Bapa Gereja mula-mula yang terkemuka mengajarkan doktrin sola scriptura. Namun, ketika seseorang memeriksa tulisan-tulisan para Bapa Gereja, penting untuk memahami perbedaan antara kecukupan material (Material sufficiency) dan formal (Formal sufficiency) dari Kitab Suci.

4. Otoritas Tradisi Apostolik

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Dengan semua bukti yang telah kita lihat sampai saat ini menunjukkan keaslian Tradisi Katolik — dengan melihat betapa tak terbantahkannya tradisi itu dalam Gereja mula-mula — kita tidak perlu banyak bicara untuk penjelasan tentang apa yang dipikirkan Gereja perdana tentang otoritas Tradisi Suci. Beberapa contoh pernyataan patristik beikut ini, yang diambil dari tujuh abad pertama Kekristenan, sudah cukup untuk membuktikan bahwa orang Kristen paling awal memandang (regarded; memperhatikan, mengharagai, menghormati, memperhitungkan…red) Tradisi Suci sebagai sesuatu yang otoritatif dan perlu. Tradisi, bagi orang Kristen awal sebagaimana juga sekarang bagi orang Kristen zaman modern, adalah cara Gereja untuk memastikan bahwa ajarannya sesuai dengan apa yang diajarkan Kristus dan para Rasul. Inilah sebabnya, ketika bidah seperti Arianisme muncul, yang menyangkal Trinitas dan keilahian Kristus, Gereja pada abad ketiga dan keempat dapat secara memadai menyangkal (adequately refute; menyanggah, membuktikan bahwa [itu] salah…red) klaim kitab suci kaum Arian. Sama seperti Saksi Yehova atau Mormon di zaman modern ini, kaum Arian hanya bisa mengutip Kitab Suci (di luar konteks dan tentu saja dengan interpretasi yang salah). Mereka tidak dapat merujuk (atau naik banding) pada sebuah Tradisi yang tak terputus dari interpretasi otentik dari bagian-bagian Kitab Suci itu. Namun, Gereja Katolik dapat melakukannya. Dan dengan rujukannya kepada otoritas Tradisi Apostolik, sebagai pernyataan persetujuan yang diperlukan untuk Kitab Suci, Gereja mampu menghadapi dan mengalahkan tantangan doktrinal yang diajukan oleh bidat seperti Arianisme, Nestorianisme, Monofisit, dan kelompok-kelompok lainnya yang menyimpang secara teologis.

v. Contoh Tradisi Lisan dan Kebiasaan Yang Tidak Eksplisit dalam Kitab Suci

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Ketika Konsili Trente (1545-1563) membahas masalah Tradisi Suci, yang berkaitan dengan Kitab Suci, Konsili Trente tidak memberikan daftar Tradisi-Tradisi ekstra alkitabiah, terutama karena ada kekhawatiran di antara para uskup bahwa melakukan hal itu akan memberikan penampilan yang salah bahwa daftar itu “lengkap.” Tetapi kita dapat melihat banyak contoh Tradisi yang hanya tersirat dalam Kitab Suci (ingat analogi duduk di ruang pamer furnitur yang gelap?), namun secara eksplisit dalam kehidupan Gereja. Tradisi-tradisi ini terlihat dalam liturgi dan doa-doa Gereja, praktik-praktiknya seperti baptisan bayi dan pengakuan imam, pemberian sakramen-sakramen secara umum, kanon Kitab Suci, dll.

HARI 202

Mike Aquilina

Berkaryalah demi menyembuhkan luka perpecahan

Pembaptisan Kristen yang diberikan di luar Gereja Katolik masih merupakan pembaptisan yang sah, tetapi itu tidak berarti bahwa segala sesuatu tentang gereja-gereja yang terpisah itu adalah sah. Kita harus mengakui keabsahan baptisan mereka, kata St Agustinus, tetapi sangat penting untuk menyembuhkan luka perpecahan.


18. Baptis: Hanya Dengan Cara Diselam?

Sakramen-sakramen
  • Apa tiga cara yang valid untuk membaptis seseorang?
  • Mengapa para Fundamentalis mengklaim bahwa baptisan selam adalah satu-satunya baptisan yang benar?
  • Apa arti kata baptis, dan bagaimana penggunaannya?
  • Apa yang dimaksud dengan baptisan “inner” dan “outer”?
  • Apa yang dikatakan umat Kristen mula-mula tentang baptisan?