12.5. Bukti Patristik

eternal security

Konsep Calvinis tentang perseverance of the saints atau OSAS tidak hanya tidak alkitabiah; doktrin-doktrin ini juga bertentangan dengan apa yang diyakini umat Kristen dalam seribu lima ratus tahun pertama sejarah Gereja. Pada abad kedua St. Irenaeus menggambarkan bagaimana “mereka yang tidak menaati-Nya, dicabut hak waris oleh-Nya, tidak lagi menjadi anak-anak-Nya”.1 Doktrin perseverance of the saints sama sekali tidak dikenal dalam Gereja sampai tulisan-tulisan Calvin pada abad keenam belas.

12.4. Surat-surat Non-Pauline

eternal security

Banyak pendukung perseverance of the saints mengutip 1 Yoh 2:19 sebagai bukti bahwa orang yang murtad tidak pernah benar-benar menjadi orang percaya. Dalam perikop itu Yohanes menggambarkan bagaimana guru-guru sesat di komunitasnya “berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita”. Namun, Yohanes mengacu pada sebuah kelompok bidat tertentu, boleh jadi para Docetists, yang menyangkal bahwa Yesus memiliki tubuh fisik yang nyata. Dia tidak mengatakan setiap orang yang pernah meninggalkan imannya bukanlah seorang Kristen sejati. Selain itu, dia mengatakan orang-orang murtad ini tidak termasuk “pada kita” (of us), bukan karena mereka “tidak pernah termasuk pada kita” (never of us).1 Mereka bisa jadi orang Kristen yang setia yang menjadi bidat dan kesesatan mereka terungkap ketika mereka meninggalkan Gereja. Ingatlah juga bahwa Yohanes awalnya mencatat peringatan Yesus bahwa kita harus tinggal di dalam Dia atau kita akan dikumpulkan dan dibakar seperti ranting mati yang tidak berguna. Dalam 1 Yoh 2:28 ia memberikan peringatan yang sama: “Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya”.

12.3. Surat-surat Pauline

eternal security

Para pembela perseverance of the saints biasanya mengacu pada ajaran St. Paulus tentang predestinasi dan pekerjaan aktif Tuhan (God’s active work) dalam menyelesaikan iman kita untuk mendukung kasus mereka. Ini termasuk janji Paulus bahwa “Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus” (Flp 1:6) dan fakta bahwa orang percaya dimeteraikan dengan Roh Kudus (Ef 1:13; 4:30). Allah juga memilih mereka sebelum dunia dijadikan supaya kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya (Ef 1:4). Terakhir, pemeteraian ini merupakan sebuah jaminan atau uang muka (down payment) kemuliaan surgawi yang nantinya akan kita warisi (Ef 1:14).1

12.2. Bukti dari Yesus

eternal security

Para pembela ketekunan orang-orang kudus (perseverance of the saints) dan OSAS mengutip ajaran Yesus bahwa kehendak Bapa-Nya adalah bahwa “setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman” (Yoh 6:40). Karena Yesus harus menyelesaikan kehendak Bapa, ini berarti siapa pun yang percaya kepada Kristus akan dibangkitkan pada akhir zaman. Yesus juga berkata bahwa semua yang diberikan Bapa kepada-Nya akan datang kepada-Nya (Yoh 6:44), dan Yesus tidak akan membuang orang-orang ini (Yoh 6:37). Akhirnya, Yesus berjanji bahwa “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Yoh 10:27-28).1

12.1. Arti Ketekunan

eternal security

Doktrin ini juga disebut “keselamatan abadi” (eternal security; atau jaminan kekal?…red) karena mengklaim bahwa tidak ada yang dilakukan orang percaya yang dapat membatalkan janjinya akan kehidupan kekal bersama Tuhan. Edwin Palmer merangkum konsepsi Calvinis tentang ketekunan orang-orang kudus dengan cara ini: “Orang yang dengan tulus menaruh kepercayaannya kepada Kristus sebagai Juru Selamatnya aman dalam pelukan Yesus. Dia aman (/terjamin…red). Tidak ada yang bisa menyakitinya. Dia akan pergi ke surga. Dan ini untuk selamanya. Dia aman sepanjang masa, bukan hanya sebentar. Dia aman selamanya”.1