BAB 12. St. Irenaeus dari Lyons

Misa Umat Kristen Mula-mula

Irenaeus adalah tokoh penting dalam sejarah Gereja perdana. Lahir di Smirna (Izmir di Turki modern), ia melewati masa kecilnya sebagai murid yang penuh perhatian dari uskup tua Polikarpus (wafat 156), yang di masa mudanya sendiri telah menerima Injil dari Rasul Yohanes. Dengan demikian, karya Irenaeus berfungsi sebagai jembatan antara zaman kerasulan dan zaman para Bapa Gereja di kemudian hari. Selain itu, sebagai orang Timur yang menghabiskan tahun-tahun paling produktifnya di Barat, ia juga menjangkau dua budaya Kristen yang, bahkan pada abad kedua, sudah cukup berbeda.

23. Penggunan Dupa dan Lilin dalam Upacara-upacara Liturgi

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Dupa adalah sebuah simbol yang kaya dari doa-doa kita yang naik kepada Tuhan. Persembahan pujian dan penyembahan yang harum adalah analogi yang disampaikan dupa kepada indra kita. Penggunaan dupa secara liturgis dalam upacara Bait Suci merupakan bagian integral dari ibadah Yahudi selama berabad-abad (lih. Kel 30:7-8; Im 4:7; 1 Rj 9:25). Dalam Kitab Wahyu, St. Yohanes menggambarkan penglihatannya yang mengagumkan tentang liturgi surgawi di mana dia melihat dupa (kemenyan) dipersembahkan kepada Tuhan, dan dia mengatakan bahwa dupa itu “bersama-sama dengan doa semua orang kudus” (lih. Why 8:3-4). Simbolisme itu mengingatkan kita pada doa orang-orang kudus dan juga “bau yang harum dari Kristus” yang dibicarakan St. Paulus secara puitis dalam 2 Kor 2:14-16.