24. Doktrin Era Apostolik

Penulisan Perjanjian Baru

Sebelum membahas periode-periode selanjutnya, kita harus mempertimbangkan bagaimana orang Kristen di Zaman Apostolik membentuk kepercayaan mereka. Seperti kita, mereka tidak bisa begitu saja mengada-ada. Mereka terikat untuk mengindahkan wahyu yang diberikan Allah. Wahyu itu ditemukan baik dalam kitab-kitab Kitab Suci maupun dalam Tradisi Suci yang diturunkan oleh Yesus dan para rasul.

23. Penutupan Era Apostolik

Penulisan Perjanjian Baru

Rasul pertama yang meninggal adalah St. Yakobus, putra Zebedeus, yang dibunuh oleh Raja Herodes Agripa I sekitar tahun 43 M (Kis 12:1). Kemudian Yakobus yang Adil (James the Just) menjadi martir pada tahun 62, Petrus sekitar 65 atau 66, dan Paulus sekitar 67.

22. Gereja Katolik Memperoleh Namanya

Penulisan Perjanjian Baru

Sekitar akhir Zaman Apostolik, Gereja Katolik menerima nama yang dikenal hingga saat ini.

Awalnya, Kekristenan hanya disebut “Jalan [Tuhan]” (the Way; Kis 9:2; 19:23; 22:4; 24:14, 22), frasa yang merupakan kependekan dari “jalan [kepada] keselamatan” (the way of salvation; Kis 16:17), “jalan Tuhan” (the way of the Lord; Kis 18:25), dan “jalan Allah” (the way of God; Kis 18:26). Namun, seiring berjalannya waktu, para pengikut Yesus dikenal sebagai “Kristen” (Christians) — sebuah nama yang diberikan kepada mereka di kota Antiokhia (Kis 11:26).

21. Koleksi Pertama Kitab-kitab Perjanjian Baru

Penulisan Perjanjian Baru

Bagaimana Perjanjian Baru mulai menyatu? Tahap pertama mungkin melibatkan kumpulan surat-surat awal.

Kitab-kitab seperti Injil, Kisah Para Rasul, dan Wahyu cukup panjang sehingga mereka dapat dengan nyaman masuk ke dalam gulungan atau kodeks yang terpisah, tetapi tidak demikian halnya dengan surat-suratnya. Mereka terlalu pendek, jadi wajar bagi orang Kristen untuk mulai menerbitkannya dalam edisi kumpulan.

20. Karya-karya Lain Abad Pertama

Penulisan Perjanjian Baru

Buku-buku Perjanjian Baru bukanlah satu-satunya buku Kristen yang ditulis pada Zaman Kerasulan. Banyak yang tidak selamat, tetapi beberapa selamat. Ini termasuk:

19. Kitab Wahyu

Penulisan Perjanjian Baru

Kitab terakhir dalam sebuah Alkitab modern adalah Wahyu. Tujuannya adalah “supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes” (Why 1:1). Wahyu mendorong orang Kristen untuk berpegang teguh pada iman mereka dalam menghadapi penganiayaan dan peristiwa traumatis yang akan segera datang.

18. Surat-surat Katolik

Penulisan Perjanjian Baru

Menjelang akhir Perjanjian Baru ada kumpulan tujuh surat yang tidak terkait dengan St. Paulus. Surat-surat itu disebut sebagai surat-surat katolik (Yun. katholikê, “umum”, “universal”) karena sebagian besar ditulis untuk khalayak luas daripada untuk individual gereja (meskipun 2 Yohanes ditulis untuk sebuah gereja dan 3 Yohanes untuk seorang individu).

17. Surat Kepada Orang Ibrani

Penulisan Perjanjian Baru

Secara historis, surat kepada orang Ibrani dikelompokkan dengan surat-surat St. Paulus, tetapi ada keraguan awal apakah surat itu ditulis olehnya. Inilah mengapa itu dicetak di dalam Alkitab tepat setelah surat-surat Paulus.

16. Surat-surat St. Paulus

Penulisan Perjanjian Baru

Sering dikatakan bahwa kitab-kitab pertama Perjanjian Baru adalah surat-surat St. Paulus dan Injil ditulis belakangan. Tetapi kita telah melihat bahwa Injil kemungkinan besar ditulis pada tahun 50-an dan 60-an M, yang merupakan kerangka waktu yang sama dengan surat-surat Paulus. Jadi bagaimana mereka bisa bersama?

15. Kitab Kisah Para Rasul

Penulisan Perjanjian Baru

Bagian akhir dari Injil Lukas menjadi awal dari Kisah Para Rasul, sehingga para ahli pada umumnya mengira bahwa kitab-kitab tersebut ditulis pada waktu yang hampir bersamaan. Mereka yang berpendapat bahwa Lukas ditulis pada tahun 70-an atau 80-an berpendapat bahwa Kisah Para Rasul juga ditulis pada saat itu. Tapi kami menyarankan keduanya ditulis sebelumnya.