13. Gereja-gereja abad pertengahan merantai Alkitab untuk mencegah orang membaca Kitab Suci sendiri

Abad Pertengahan

Dalam bukunya Survivals and New Arrivals tahun 1929, Hilaire Belloc meneliti kekuatan yang menyerang Gereja Katolik dan perannya dalam masyarakat. Dia menempatkannya ke dalam dua kategori utama: “survivals”, “bentuk-bentuk serangan lama” yang terus digunakan oleh para musuh Gereja, tetapi pada dasarnya tidak mempan, dan “new arrivals”, bentuk-bentuk serangan yang lebih baru yang berfokus terutama lebih pada ajaran-ajaran moral Gereja daripada doktrin-doktrin teologisnya.[1]

12. Gereja mulai mengamanatkan selibat klerikal selama Abad Pertengahan agar bisa memiliki properti dari keluarga klerus

Abad Pertengahan

Bruno dari Alsace terkenal karena kesalehannya. Sebagai uskup di Toul (di zaman Prancis modern), dia sangat memperhatikan umatnya. Pelecehan-pelecehan di Gereja, terutama di kalangan klerus, menyakitkannya. Ketika Paus Damasus II, orang Jerman ketiga yang duduk di kursi Petrus, meninggal pada 1048 setelah masa kepausan singkat hanya dalam dua puluh tiga hari, Bruno dari Alsace adalah pilihan yang logis dan saleh sebagai penggantinya.

11. Setelah jatuhnya Roma, Gereja menganiaya orang kafir dan menjalankan pertobatan dengan pedang

Abad Pertengahan

Gregorius berjalan melalui pasar budak di Roma dan menemukan sekelompok orang yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Mereka berkulit terang, dengan mata biru dan rambut pirang, dan sangat berbeda dari orang Mediterania dan Afrika yang diharapkannya untuk dilihat. Dia menoleh ke temannya dan bertanya apakah dia tahu asal usul orang-orang unik ini. Rekannya mengatakan kepadanya bahwa mereka adalah “Angels” [malaikat, atau mungkin suku Anglia…red], etnis penyembah berhala Jerman yang, bersama dengan Saxon dan Jute, telah meninggalkan benua Eropa dan menetap di Inggris pasca-Romawi.

10. Runtuhnya Roma menyebabkan Abad kebodohan dan kesengsaraan yang Gelap

Abad Pertengahan

Menggambarkan dan memberi label periode waktu historis dapat berguna karena memudahkan studi. Tapi terkadang usaha-usaha itu justru lebih banyak mengungkapkan tentang mereka yang menciptakannya daripada mereka yang hidup selama masa itu. Seperti halnya dengan “Zaman Kegelapan”. Meskipun istilah ini masih digunakan secara populer, sebagian besar para sejarawan profesional telah membuangnya sama sekali karena mereka menyadari bahwa implikasinya salah.