1. Petrus: Uskup Roma?

Dari Pinggiran ke Pusat Dunia Romawi

Sekitar satu mil di luar tembok kuno kota Roma terdapat sebuah kapel kecil di Via Appia (Appian Way), jalan Romawi kuno. Nama kapelnya adalah Quo Vadis, ungkapan Latin yang berarti Kemana engkau pergi? Legenda yang tercantum pada kapel pertama kali dicatat dalam apokrif Kisah Petrus (Acts of Peter) pada akhir abad kedua. Menurut legenda, Petrus, karena takut akan nyawanya di tahun 64 selama penganiayaan Nero, melarikan diri dari Roma. Saat dia berlari di Via Appia (Jalan Appian) dia bertemu dengan seorang pria yang sedang berjalan menuju kota yang dia kenali sebagai Tuhan. “Mau kemana?” tanya Petrus. “Ke Roma, untuk disalibkan lagi.” Dengan itu Petrus menyadari bahwa tugasnya adalah kembali ke Roma dan tinggal bersama kawanannya selama masa sulit ini, yang mungkin berarti mati sebagai konsekuensinya. Legenda itu sebenarnya tidak memiliki dasar, tetapi menimbulkan pertanyaan penting: apakah Petrus benar-benar datang ke Roma dan mati syahid di sana? Saya ulangi: seluruh sejarah kepausan selanjutnya bergantung pada jawaban afirmatif atas pertanyaan tersebut (lihat gbr. 1.1).

6. MAKAM ST. PETRUS DI ROMA

Kota Abadi

Orang-orang kudus… menurunkan tubuhnya secara diam-diam dan meletakkannya di bawah pohon terebinth dekat Naumachia, di tempat yang disebut Vatikan.

– Penderitaan St. Petrus dan Paulus,
Abad Kelima1


Katakombe-katakombe Roma memberikan kesaksian sejarah tentang iman dan kasih yang mendalam dari orang-orang Kristen Romawi awal.2 Di dalam katakombe-katakombe terdapat lebih dari 30.000 prasasti dalam bahasa Yunani dan bahasa Latin. Prasasti-prasasti ini melestarikan doa dan pujian dari mereka yang ingin melayani Kristus di masa-masa gelap. Spesimen-spesimen grafiti yang saleh ini juga mengungkapkan bagaimana umat Kristiani Romawi menghormati rekan-rekan martir mereka dan berdoa untuk orang-orang yang telah meninggal.