Pertanyaan #6

rebuttal

John : Tidak. Apakah kurangnya otoritas pusat di Gereja Protestan yang beragam membuktikan perlunya otoritas pusat monolitik seperti di Gereja Katolik Roma? Saya mengerti mengapa Gereja Katolik ingin mempertahankan otoritasnya. Mereka memang takut apa yang akan terjadi jika ada otonomi. Dan ada beberapa hal yang mereka khawatirkan itu benar. Tanpa otoritas pusat, Anda tahu, bahwa pada dasarnya Anda tidak memiliki kendali. Kita mengalaminya dalam Protestantisme. Saya kira hitungan terakhir adalah 28.000 denominasi Protestan. Dan masing-masing dari mereka harus memiliki beberapa nuansa pembenar, beberapa variasi yang menyebabkan mereka ada. Saya mengerti itu, dan saya mengerti akan jauh lebih baik jika Gereja dikumpulkan menjadi satu tubuh yang besar. Tapi, itu tidak ada hubungannya dengan otoritas yang diandaikan (presupposed, disyaratkan) yang ada hubungannya dengan akurasi yang berhubungan dengan firman Tuhan. Gereja tidak dapat berkumpul di sekitar otoritas pusat yang ditunjuk sendiri (self-appointed). Gereja harus kembali kepada kebenaran Kitab Suci dan satu-satunya hal yang benar-benar dapat menyatukan Gereja adalah kepercayaan umum akan kebenaran dan penafsiran Kitab Suci yang akurat.

1.6. Bapa-bapa Gereja

Sola Scriptum

Menurut Matthew Barrett, “Inovasi sering kali merupakan indikasi pertama dari bidat. Inilah sebabnya mengapa para Reformator berusaha untuk mengikat eksegesis mereka sepanjang jalan kembali ke tradisi patristik”.1 Para apologis Protestan kontemporer mencoba melakukan hal yang sama ketika mereka mengklaim bahwa beberapa Bapa Gereja mula-mula yang terkemuka mengajarkan doktrin sola scriptura. Namun, ketika seseorang memeriksa tulisan-tulisan para Bapa Gereja, penting untuk memahami perbedaan antara kecukupan material (Material sufficiency) dan formal (Formal sufficiency) dari Kitab Suci.