12. Innosensius III : Wakil Kristus

Perkembangan, Kemunduran, Kekacauan

Perang salib pertama. Konkordat pertama. Konsili kepausan pertama. Evolusi solusi yang bisa diterapkan untuk kontroversi penahbisan (Investiture Controversy). Munculnya para kardinal tidak hanya sebagai pembuat paus tetapi sebagai anggota kuria. Abad ke-12 membuka era baru bagi kepausan seperti yang terjadi di Eropa secara lebih umum. Para monarki sejati sekarang telah muncul dari kekacauan feodal, dan mereka adalah negara penguasa yang dapat kita mulai identifikasi sebagai Inggris, Prancis, dan, setidaknya sampai batas tertentu, Jerman (lebih dikenal sebagai kekaisaran). Monarki-monarki lain juga muncul di Eropa Timur, misalnya, dan di Spanyol.

11. Kompromi, Perang Salib, Konsili, Konkordat

Perkembangan, Kemunduran, Kekacauan

Tidak ada paus yang mati dibenci oleh lebih banyak orang daripada Gregorius VII (Gregory VII ; Hildebrand of Sovana). Baik partisan maupun musuh Henry IV menyalahkannya atas kekacauan di kekaisaran. Orang Italia menganggapnya bertanggung jawab atas turunnya Henry ke semenanjung dengan pasukannya, dan orang Romawi membencinya atas kehancuran yang ditimbulkan oleh sekutu Normannya di kota mereka. Pada akhir masa kepausannya, dia berhasil memecah belah bahkan partai reformasi, yang sampai saat itu mampu berbaris dalam barisan yang teratur. Meskipun benar bahwa dia menikmati hubungan yang baik dengan William sang Penakluk (William the Conqueror) dari Inggris dan memperlakukan Philip I dari Prancis dengan tidak berlebihan, meskipun ada kecaman terhadapnya, para penguasa dan uskup di luar Jerman dan Italia waspada dan berselisih dengannya.

10. Gregorius VII : Siapa yang Bertanggung Jawab di Sini?

Membawa Keteraturan dari Kekacauan

Bayangkan diri Anda sendiri seorang kaisar dengan pakaian pertobatan berdiri di salju di luar kastil memohon pengampunan dari seorang paus yang menjadi tamu di dalamnya. Tahunnya 1077, tempatnya adalah Canossa (sebuah desa kecil di Apennines), kaisarnya adalah Henry IV (putra Henry III), dan pausnya adalah Gregorius VII (sebelumnya dikenal sebagai Hildebrand). Adegan ini sangat kontras dengan adegan di Sutri pada tahun 1046 ketika ayah Kaisar Henry IV duduk dengan bangga dalam pengadilan atas tiga penggugat kepausan, memeriksa deposisi mereka, dan kemudian menempatkan kandidatnya sendiri di atas takhta. Dalam tiga puluh tahun yang terintervensi di antara adegan-adegan ini, sebuah revolusi telah terjadi dan sebuah kontroversi besar telah meledak.

6. Yunani, Lombardia, Franka

Membawa Keteraturan dari Kekacauan

Dalam benak Anda, bayangkan tiga adegan. Yang pertama terjadi di Roma sekitar lima puluh tahun setelah kematian Gregorius. Bayangkan sendiri seorang paus, sakit parah. Dia berada di katedral St. Yohanes Lateran, di mana dia berlindung sebagai tempat kudus untuk menyelamatkan diri dari para agen kaisar. Para agen menista tempat kudus itu, menangkap paus, menanggalkan jubah kepausannya, dan menyelundupkannya ke kapal menuju Konstantinopel. Begitu sampai di Konstantinopel, paus Martin I (paus Martinus I), diadili atas tuduhan pengkhianatan yang dibuat-buat. Dia dinyatakan bersalah, diseret dengan rantai di jalan-jalan, dicambuk di depan umum, dan dijatuhi hukuman mati, yang diubah menjadi penjara seumur hidup. Paus meninggal enam bulan kemudian karena kedinginan, kelaparan, dan perlakuan kasar.

4. Kemakmuran ke krisis : Damasus dan Leo Agung

Dari Pinggiran ke Pusat Dunia Romawi

Pada saat Konstantinus meninggal pada tahun 337, dua belas tahun setelah Nicea, gereja telah memasuki era keemasan, dengan lengannya yang dipegang teguh dan penuh penghargaan oleh pelindung besarnya. Itu tidak berarti pengajarannya yang kokoh tidak terganggu. Dari semua masalah, Arianisme berada di daftar paling atas dan menghasilkan kontroversi pahit. Konstantinus tidak pernah secara formal goyah dalam dukungannya terhadap sikap anti-Arian konsili, tetapi dia semakin dipengaruhi oleh para uskup Arian, yang berhasil meyakinkannya tentang niat buruk atau penyimpangan para pemimpin partai ortodoks, yang menyebabkannya mengasingkan beberapa dari mereka. Termasuk di antara orang-orang buangan itu adalah St. Athanasius [1], uskup Aleksandria, yang telah menjadi penentang utama Arius saat konsili dan telah menjadi lambang ortodoksi Nicea. Pada saat Konstantinus meninggal, kaum Arian, yang terbebas dari Nicea, menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

3. Konstantinus : Rasul Ketigabelas

Dari Pinggiran ke Pusat Dunia Romawi

Konstantinus bukanlah seorang paus tetapi kaisar Romawi dari tahun 312 sampai 337. Namun, dengan pengecualian Santo Petrus sendiri, dia lebih penting bagi kepausan dan bagi kekristenan itu sendiri daripada paus mana pun. Beberapa orang memuji dekrit Konsili Vatikan II (1962–1965) tentang hubungan gereja-negara sebagai “akhir era Konstantinus”, yang berarti akhir dari 1700 tahun pola-pola tertentu hubungan gereja-negara yang memiliki asal muasalnya dengan kaisar. Penegasan itu mungkin dibesar-besarkan, tetapi setidaknya menunjukkan bahwa sesuatu yang penting terjadi pada gereja dengan Konstantinus.

1. Petrus: Uskup Roma?

Dari Pinggiran ke Pusat Dunia Romawi

Sekitar satu mil di luar tembok kuno kota Roma terdapat sebuah kapel kecil di Via Appia (Appian Way), jalan Romawi kuno. Nama kapelnya adalah Quo Vadis, ungkapan Latin yang berarti Kemana engkau pergi? Legenda yang tercantum pada kapel pertama kali dicatat dalam apokrif Kisah Petrus (Acts of Peter) pada akhir abad kedua. Menurut legenda, Petrus, karena takut akan nyawanya di tahun 64 selama penganiayaan Nero, melarikan diri dari Roma. Saat dia berlari di Via Appia (Jalan Appian) dia bertemu dengan seorang pria yang sedang berjalan menuju kota yang dia kenali sebagai Tuhan. “Mau kemana?” tanya Petrus. “Ke Roma, untuk disalibkan lagi.” Dengan itu Petrus menyadari bahwa tugasnya adalah kembali ke Roma dan tinggal bersama kawanannya selama masa sulit ini, yang mungkin berarti mati sebagai konsekuensinya. Legenda itu sebenarnya tidak memiliki dasar, tetapi menimbulkan pertanyaan penting: apakah Petrus benar-benar datang ke Roma dan mati syahid di sana? Saya ulangi: seluruh sejarah kepausan selanjutnya bergantung pada jawaban afirmatif atas pertanyaan tersebut (lihat gbr. 1.1).

48. Ortodoksi Timur

Kelompok-kelompok Non-Katolik
  • Apa yang menyebabkan perpecahan antara Dunia Kristen Timur dan Barat?
  • Kapan perpecahan antara Timur dan Barat terjadi?
  • Mengapa gereja Ortodoks Timur terpecah menjadi banyak gereja yang berbeda?
  • Apakah perselisihan Filioque menjadi penyebab utama perpecahan?
  • Apa yang diyakini gereja-gereja Ortodoks tentang peran paus dalam Gereja?

39. Kontroversi Galileo

Moralitas dan Sains
  • Apa yang terjadi antara Galileo dan Gereja Katolik?
  • Bukankah kasus Galileo menunjukkan bahwa infalibilitas kepausan itu tidak ada?
  • Bukankah Galileo disiksa oleh Gereja dan dipaksa menarik kembali ajarannya — ajaran yang ternyata benar?
  • Mengapa Gereja Katolik terlibat dalam diskusi ilmiah?

XII. Kontra-Argumen Terhadap Dugaan Proofteks Sola Scriptura

100 Argumen Alkitabiah Melawan Sola Scriptura

Sebelum kita melanjutkan di bagian ini, yang membahas dugaan prooftexts1 yang paling umum dirujuk oleh kaum Protestan dalam dukungan mereka terhadap sola scriptura, kekurangan dari prooftexting seperti itu harus dijelaskan secara singkat. Ayat-ayat Alkitab yang hanya mengulangi trustworthiness (sifat dapat dipercaya) dan kebaikan Kitab Suci tidak cukup untuk membuktikan sola scriptura. Ayat-ayat itu selaras dengan pandangan sola scriptura, tetapi mereka tidak menegakkannya (establish; menentukan, menjadi dasar) atau memberikan bukti yang mendukungnya, karena mereka [justru] selaras dengan pandangan Katolik.