11. Kompromi, Perang Salib, Konsili, Konkordat

Perkembangan, Kemunduran, Kekacauan

Tidak ada paus yang mati dibenci oleh lebih banyak orang daripada Gregorius VII (Gregory VII ; Hildebrand of Sovana). Baik partisan maupun musuh Henry IV menyalahkannya atas kekacauan di kekaisaran. Orang Italia menganggapnya bertanggung jawab atas turunnya Henry ke semenanjung dengan pasukannya, dan orang Romawi membencinya atas kehancuran yang ditimbulkan oleh sekutu Normannya di kota mereka. Pada akhir masa kepausannya, dia berhasil memecah belah bahkan partai reformasi, yang sampai saat itu mampu berbaris dalam barisan yang teratur. Meskipun benar bahwa dia menikmati hubungan yang baik dengan William sang Penakluk (William the Conqueror) dari Inggris dan memperlakukan Philip I dari Prancis dengan tidak berlebihan, meskipun ada kecaman terhadapnya, para penguasa dan uskup di luar Jerman dan Italia waspada dan berselisih dengannya.

10. Gregorius VII : Siapa yang Bertanggung Jawab di Sini?

Membawa Keteraturan dari Kekacauan

Bayangkan diri Anda sendiri seorang kaisar dengan pakaian pertobatan berdiri di salju di luar kastil memohon pengampunan dari seorang paus yang menjadi tamu di dalamnya. Tahunnya 1077, tempatnya adalah Canossa (sebuah desa kecil di Apennines), kaisarnya adalah Henry IV (putra Henry III), dan pausnya adalah Gregorius VII (sebelumnya dikenal sebagai Hildebrand). Adegan ini sangat kontras dengan adegan di Sutri pada tahun 1046 ketika ayah Kaisar Henry IV duduk dengan bangga dalam pengadilan atas tiga penggugat kepausan, memeriksa deposisi mereka, dan kemudian menempatkan kandidatnya sendiri di atas takhta. Dalam tiga puluh tahun yang terintervensi di antara adegan-adegan ini, sebuah revolusi telah terjadi dan sebuah kontroversi besar telah meledak.

9. Menyelamatkan Kepausan dari Dirinya Sendiri

Membawa Keteraturan dari Kekacauan

Hampir di tahun yang sama Rollo menjadi adipati (duke) Normandia dan para pengikutnya menjadi Kristen, William yang Saleh (William I / William the Pious), adipati Aquitaine (duke of Aquitaine), mendirikan biara Cluny (Cluny Abbey) di Burgundia, Prancis tengah-timur dekat Mâcon. Biara dan jaringan biara dalam tradisinya yang akhirnya tersebar luas di Eropa Barat merupakan mesin yang sangat kuat dalam kebangkitan agama yang berdampak positif pada lapisan masyarakat yang lebih tinggi. Meskipun Cluny penting, itu hanya satu dari ledakan baru semangat monastik yang akan berlangsung selama dua abad. Fenomena ini sekarang dimungkinkan karena kondisi politik baru yang stabil yang mulai terjadi pada pertengahan abad ini setelah penahanan orang-orang Saracen, Hun, dan Norsemen.