21. Mawar Baru

Renaisans dan Reformasi

Roma yang baru? Tentu saja, tidak sepenuhnya baru, bukan Roma “kota abadi”, di mana sisa-sisa era demi era dari sejarahnya yang panjang dapat dilihat oleh para pengunjung biasa bahkan hingga hari ini. Namun yang pasti, sebuah era baru telah dimulai sejak [Paus] Paulus III naik tahta pada tahun 1534, dan sekarang, setelah Konsili Trente, kepausan yang baru mulai mengambil bentuk yang lebih jelas, yang berdampak pada budaya kota. Era ini menandai awal pembentukan kepausan modern, di mana fungsi-fungsi baru, tanggung jawab baru, lembaga-lembaga baru namun berkarakter, dan bahkan cita-cita baru muncul dengan menonjol dan kuat.

20. Lima Paus dan Sebuah Konsili

Renaisans dan Reformasi

Delapan belas tahun Konsili Trente, 1545-1563, berlangsung selama lima kepausan – Paulus III, Julius III, Marselus II, Paulus IV, dan Pius IV. Pada tahun-tahun tersebut, konsili sebenarnya hanya bersidang sekitar empat kali, yang dibagi menjadi tiga periode yang berbeda, dengan jeda sepuluh tahun antara periode kedua dan ketiga, yaitu 1545-1547, 1551-1552, 1562-1563. Kumpulan legatus yang berbeda memimpin masing-masing periode. Begitu banyak waktu yang berlalu di antara dua periode terakhir dan begitu sedikit peserta yang kembali yang pernah mengikuti konsili pertama (kematian dan usia tua telah memakan korban) sehingga banyak orang menuntut agar konsili ketiga mendeklarasikan diri sebagai konsili yang baru. Hal-hal lain juga terjadi dalam Katolikisme selain konsili. Dua perkembangan yang sangat penting bagi Gereja Katolik selama periode ini terjadi secara terpisah dari konsili, yaitu pendirian ordo-ordo religius yang baru dan pengiriman para misionaris ke daerah-daerah jajahan Spanyol dan Portugis di luar negeri. Para paus sendiri memiliki kekhawatiran lain selain Trente, dengan pertahanan melawan Turki yang membebani pikiran mereka seperti halnya konsili.

19. Paulus III: Titik Balik

Renaisans dan Reformasi

Klemens VII meninggal pada tanggal 25 September 1534. Butuh waktu lima puluh hari dalam rapat konklaf untuk memilihnya, namun hanya dua hari untuk memilih penggantinya, dengan suara bulat dan tanpa suap, Paulus III, Alessandro Farnese. Bagaimana menjelaskan konsensus yang cepat dalam sebuah lembaga yang terkenal dengan sifat kontroversialnya? Suasana telah berubah. Terdapat rasa muak yang meluas di antara para kardinal dari setiap faksi terhadap kebijakan-kebijakan Klemens yang licik dan penilaian politiknya yang buruk. Terdapat kekhawatiran yang meluas, bahkan kepanikan mengenai apa yang mungkin terjadi di masa depan. Penjarahan Roma sungguh traumatis. Kota indah yang tampak di ambang kelahiran kembali, kesayangan para seniman besar pada masa itu, telah dirusak tanpa ampun dan penduduknya tersebar. Untungnya, tidak ada satu pun karya seni besar yang hancur, namun dampaknya tetap menghancurkan baik secara material maupun psikologis.

39. Kontroversi Galileo

Moralitas dan Sains
  • Apa yang terjadi antara Galileo dan Gereja Katolik?
  • Bukankah kasus Galileo menunjukkan bahwa infalibilitas kepausan itu tidak ada?
  • Bukankah Galileo disiksa oleh Gereja dan dipaksa menarik kembali ajarannya — ajaran yang ternyata benar?
  • Mengapa Gereja Katolik terlibat dalam diskusi ilmiah?

51. Gereja biasanya menyetujui atau setidaknya mentolerir perbudakan

a Mixed Bag

Mengomentari dokumen Paus Leo XIII tahun 1888 tentang perbudakan, John Francis Maxwell berpendapat, “Jelas, ini sudah terlambat sekitar 100 tahun untuk dapat bernilai efektif dalam kampanye antiperbudakan dan perang saudara dan revolusi abad kesembilan belas; kaum reformis dan abolisionis awam telah memenangkan kampanye mereka tanpa banyak bantuan efektif atau kepemimpinan moral dari otoritas pengajaran Gereja Katolik”.1 Hampir dua puluh tahun setelah buku Maxwell yang sangat berpengaruh, komentator lain menggemakan tulisannya: “Hanya setelah budaya Eropa dan Amerika berubah melalui agen abolisionis dan hanya setelah hukum setiap negara beradab menghilangkan praktik tersebut, [barulah] doktrin moral Katolik dengan tegas menolak perbudakan sebagai tidak bermoral”.2

24. Gereja menentang sains, dan menganiaya Galileo karena mengajarkan bahwa bumi berputar mengelilingi matahari

Renaisans dan Reformasi

Pada masa kepausan Gregorius XIII (memimpin Gereja tahun 1572-1585), para ilmuwan dan matematikawan mengetahui ada masalah dengan kalender Julian. Setelah diadopsi pada tahun 46 SM, itu terbukti tidak selaras dengan musim-musim, dan perhitungannya sangat salah sehingga tiga hari tambahan harus ditambahkan setiap tahun ke-400. Paus Gregorius XIII membentuk komisi termasuk matematikawan Yesuit yang terpandang Christopher Clavius (1538-1612) untuk mempelajari masalah dan mengusulkan solusi. Clavius dan rekan-rekannya membuat kalender yang mengurangi kebutuhan akan hari tambahan menjadi hanya satu hari setiap 4.000 tahun. Dikenal sebagai kalender Gregorian, sesuai nama Paus Gregorius, kalender itu diadopsi pada tahun 1582 kecuali oleh beberapa negara Protestan karena asalnya yang (berbau…red) Katolik. Kelak kalender itu diterima hampir secara universal di seluruh dunia, dan itu bertahan sebagai salah satu dari sekian banyak pencapaian ilmiah yang cemerlang oleh para anggota Gereja.