29. Para Penerus Petrus

Gereja dan Paus

Para Bapa Gereja mengakui Petrus sebagai batu karang yang di atasnya Yesus menyatakan bahwa Dia akan mendirikan Gereja-Nya; ini memberinya keunggulan khusus; dan dia pergi ke Roma, di mana dia menjadi martir. Dalam bab ini kita melihat bahwa para Bapa juga mengakui bahwa Petrus meninggalkan seorang penerus di Roma. Dengan demikian uskup Roma — paus — terus memenuhi peran Petrus dalam generasi Gereja berikutnya.

28. Petrus di Roma

Gereja dan Paus

Dalam bab-bab sebelumnya kita telah melihat bahwa pada awal karir Petrus sebagai rasul, Yesus menjadikannya batu karang yang di atasnya Gereja didirikan dan ini memberinya keunggulan khusus (primat, primacy). Di sini kita akan melihat akhir karir Petrus, saat dia melakukan perjalanan ke Roma.

26. Petrus Sang Batu Karang

Gereja dan Paus

Kata Yesus kepada Petrus “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya” (Mat 16:18; You are Peter, and on this rock I will build my Church, and the gates of hell will not prevail against it).

6.2. Argumen-argumen Historis menentang Kepausan

Kepausan

Beberapa kritikus mengklaim bahwa para uskup Roma yang sederhana tidak akan terlihat seperti para paus modern yang bergerak melalui kerumunan orang via “mobil paus”. Di satu sisi itu benar, tetapi gereja-gereja rumah mula-mula yang sederhana tidak akan juga terlihat seperti “gereja-gereja megah” Protestan modern. Karena itu tidak menyangkal teologi Evangelikal, perubahan-perubahan dalam adat-kebiasaan kepausan juga tidak menyangkal teologi Katolik. Dalam arti lain, para paus awal didekati oleh kerumunan orang, dan, dalam kasus Petrus, beberapa dari kerumunan orang seperti ini berharap bayangannya akan mengenai mereka sehingga mereka dapat disembuhkan dari sakit mereka (Kis 5:15); jadi ada preseden sejarah untuk sanjungan yang sering diterima paus saat ini.

6. KEPAUSAN (BAGIAN II)

The Case for Catholicism

Sekalipun Petrus memiliki otoritas atas Gereja universal, itu tidak berarti penerusnya mempertahankan otoritasnya yang sama. Dalam bab 7 kita akan memeriksa bukti alkitabiah untuk gagasan umum suksesi apostolik. Untuk saat ini, kita akan memeriksa bukti sejarah untuk klaim khusus bahwa otoritas Petrus diteruskan kepada penerusnya, para uskup Roma.


5.1. Pangeran Para Rasul

Kepausan

Untuk menegakkan doktrin kepausan, kita akan menunjukkan bahwa Petrus memiliki otoritas unik sebagai pemimpin Gereja mula-mula. Selain itu, otoritas ini diteruskan kepada penerusnya yang sekarang menjabat sebagai paus atau uskup Roma. Namun, sebelum kita memeriksa bukti otoritas Petrus, kita harus menyelesaikan sebuah keberatan umum: Bagaimana Petrus bisa menjadi paus pertama sedangkan Kitab Suci tidak pernah menyebut dia dengan gelar kepausan seperti “paus” atau “Wakil Kristus”?

5. KEPAUSAN (BAGIAN I)

The Case for Catholicism

Pengakuan Iman Westminster mengatakan, “Tidak ada kepala Gereja selain Tuhan Yesus Kristus. Paus di Roma pun tidak dapat menjadi kepalanya dalam arti apa pun” (25.6).1 Luther, Calvin, para Reformator kemudian, dan bahkan beberapa orang Protestan saat ini tidak hanya menyangkal otoritas paus—mereka berpikir bahwa dia adalah antikristus.2 Pendeta Puritan abad kedelapan belas, Cotton Mather berkata, “Dalam diri Paus Roma, semua karakteristik Antikristus itu terjawab dengan begitu menakjubkan sehingga jika siapa pun yang membaca Kitab Suci tidak melihatnya, ada kebutaan yang luar biasa atas mereka”.3

HARI 203

Mike Aquilina

Berikan pujian untuk Petrus

St. Petrus masih memegang otoritas yang diberikan Kristus kepadanya, kata Paus St. Leo Agung. Paus, penerus Petrus, dapat memimpin Gereja hanya karena Petrus memimpin melalui dia.


4. Infalibilitas Kepausan

Gereja dan Kepausan
  • Bagaimana Paus bisa menjadi infalibel sedangkan semua orang adalah orang berdosa?
  • Apa doktrin infalibilitas itu, dan apakah itu hanya berlaku untuk Paus?
  • Mandat apa yang Kristus berikan yang menunjukkan infalibilitas Paus?
  • Bagaimana keberatan-keberatan terhadap infalibilitas Paus dijawab?
  • Bukankah banyak “Paus jahat” yang menunjukkan bahwa kepausan tidak dilindungi oleh infalibilitas?