1. Firman Allah di Gereja Mula-mula

Setelah Perjanjian Baru

Orang-orang Kristen terus menulis setelah zaman para rasul, dan seiring bertambahnya jumlah orang Kristen, begitu pula jumlah buku-buku Kristen.

Banyak tulisan yang dihasilkan pada periode ini dibuat oleh sekelompok individu yang dikenal sebagai Bapa-bapa Gereja. Untuk memenuhi syarat sebagai seorang Bapa Gereja, seorang individu perlu memiliki empat karakteristik: kekunoan (antiquity), ortodoksi (orthodoxy), kekudusan (holiness), dan persetujuan Gereja (approval by the Church):

12. Kenalilah Bidat-bidatmu

ad fontes

Bab ini menyajikan deskripsi-deskripsi singkat tentang berbagai bidat dan perpecahan yang aktif selama periode Bapa Gereja.1

Pertanyaan #2

rebuttal

John : Apakah para bapa Gereja mula-mula memiliki kesepakatan bulat tentang doktrin Gereja Katolik? Sama sekali tidak. Seseorang berkata bertahun-tahun yang lalu, dan saya pikir ada sejumlah kebenaran, Anda dapat membuktikan hampir semuanya dengan merujuk ke para bapa Gereja. Karena ada begitu banyak keragaman dan karena Anda tidak selalu tahu konteksnya, Anda dapat mengambil apa yang mereka katakan dan menyampaikannya ke satu arah atau yang lain. Tetapi bagaimana bapa-bapa Gereja mula-mula dapat mendukung dengan suara bulat doktrin-doktrin Gereja Katolik sementara doktrin-doktrin Gereja Katolik bahkan tidak berkembang sampai setelah para bapa Gereja. Maksud saya ada begitu banyak komponen Katolik yang muncul setelah para bapa Gereja. Dalam konsili-konsili, katakanlah dari tahun 325 hingga 725, ada hal-hal kuat yang diputuskan bahwa para bapa Gereja akan menyetujui hal-hal yang berkaitan dengan Trinitarianisme dan keilahian Kristus dan hal-hal semacam itu. Tetapi segala macam hal berkembang dalam agama Katolik dari waktu ke waktu yang bahkan tidak disinggung oleh para bapa Gereja mula-mula.

16.4. Bukti Patristik

Maria

Di antara para Bapa apostolik, Maria terutama digambarkan dalam surat-surat Ignatius dan biasanya hanya dalam kaitannya dengan kelahiran Kristus. Para kritikus kadang-kadang keberatan bahwa tidak adanya Maria yang digambarkan dalam tulisan-tulisan ini sebagai tidak berdosa atau dikandung tanpa noda menunjukkan bahwa dogma ini tidak memiliki asal apostolik. Tetapi keberatan ini adalah pedang bermata dua, karena baik oleh para Bapa ini dan banyak Bapa mula-mula lainnya, masalah dosa asal juga tidak dibahas. Menurut William Collinge dalam Historical Dictionary of Catholicism-nya, “Ketidakberdosaan Maria, dalam arti kebebasan dari dosa pribadi atau dosa aktual, ditegaskan oleh para penulis abad keempat, tetapi pertanyaan tentang kebebasannya dari dosa asal tidak dapat diangkat sampai doktrin dosa asal telah mendapat rumusan yang jelas dari Agustinus”.1

2.5. Keberatan-keberatan Terhadap Tradisi Suci

Tradisi Suci

Geisler dan MacKenzie mengajukan beberapa keberatan terhadap Tradisi Suci termasuk klaim bahwa “tradisi-tradisi lisan terkenal tidak dapat diandalkan. Mereka adalah bahan yang menciptakan legenda dan mitos”.1 Namun, dalam konteks lain yang menggambarkan Perjanjian Lama, Geisler mengatakan, “Tradisi lisan sangat penting dalam budaya Yahudi dan berfungsi sebagai salah satu cara utama untuk mentransfer informasi, di antara banyak hal lainnya”.2 Demikian pula, dalam sebuah karya yang membela keandalan Injil, Geisler mengatakan, “Orang-orang abad pertama di Palestina, oleh kebutuhan, mengembangkan memori-memori yang kuat untuk mengingat dan menyampaikan informasi dalam budaya lisan seperti itu, fakta-fakta tentang Yesus mungkin telah diletakkan menjadi bentuk yang mudah diingat”.3

BAB 4. Lebih Berharga Dari Emas

Misa Umat Kristen Mula-mula

Bagi orang Kristen mula-mula, Misa adalah perjumpaan surga dan bumi. Namun demikian, berada di surga-di-bumi (heaven-on-earth) tidak berarti hidup “sendirian” dengan Tuhan. Dari Paulus dan Didache dan seterusnya, orang-orang Kristen mewartakan kekuatan Ekaristi yang mempersatukan di dalam komunitas Gereja.1 “Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu” (1 Kor 10:17). “Bahkan seperti roti yang dipecah-pecahkan ini tersebar di atas bukit-bukit, dan dikumpulkan menjadi satu, demikianlah biarlah Gereja-Mu dikumpulkan dari ujung bumi ke dalam kerajaan-Mu” (Didache 9). Ignatius, pada gilirannya, menulis: “Jadi, berhati-hatilah agar hanya memiliki satu Ekaristi. Karena hanya ada satu tubuh Tuhan kita Yesus Kristus dan satu cawan untuk menyatakan kesatuan darah-Nya” ( Philadelphians 4).

ii. Apa Itu Tradisi?

Mengapa Itu Ada Dalam Tradisi?

Sebelum kita dapat menjawab dengan tepat pertanyaan yang diajukan oleh judul buku ini, “Mengapa ajaran ini atau itu ada dalam Tradisi?” pertama-tama kita harus menjawab pertanyaan yang lebih dalam “Apakah Tradisi itu sendiri?”.