10. Paulus Tentang Seksualitas Manusia

Perspektif Katolik Tentang Paulus

…Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu,
yaitu supaya kamu menjauhi percabulan…
1 Tes 4:3

Di zaman kita, St. Paulus paling difitnah karena apa yang disebut prinsip moralnya yang kolot. Apa yang disebut lobi-lobi progresif bertentangan dengan prinsip-prinsip moral yang diartikulasikan oleh St. Paulus. Seperti yang diamati di bab sebelumnya, Paulus menentang budaya yang bersenang-senang dalam perceraian tanpa rasa salah. Paulus juga menentang homoseksualitas, teologi feminis, pornografi, seks pranikah, “hidup bersama” (kumpul kebo), aborsi, dan ya, kontrasepsi. Untuk semua penekanan Paulus pada kasih karunia dan kebebasan, dia juga meletakkan jalan sempit yang melaluinya kita mencapai kebebasan sejati.1

1. Firman Allah di Gereja Mula-mula

Setelah Perjanjian Baru

Orang-orang Kristen terus menulis setelah zaman para rasul, dan seiring bertambahnya jumlah orang Kristen, begitu pula jumlah buku-buku Kristen.

Banyak tulisan yang dihasilkan pada periode ini dibuat oleh sekelompok individu yang dikenal sebagai Bapa-bapa Gereja. Untuk memenuhi syarat sebagai seorang Bapa Gereja, seorang individu perlu memiliki empat karakteristik: kekunoan (antiquity), ortodoksi (orthodoxy), kekudusan (holiness), dan persetujuan Gereja (approval by the Church):

2. Tentang Para Bapa

Pengantar

Tradisi!

Tradisi penting bagi setiap orang dan setiap kelompok orang. Itu adalah bagian dari identitas kita. Tradisi mewakili pendidikan kita, budaya kita, segala sesuatu yang telah diturunkan kepada kita oleh generasi sebelumnya. Tradisi adalah — secara harfiah — apa yang diwariskan (what is handed on). Istilah ini berasal dari kata Latin tradere, “mewariskan” (to hand on, meneruskan, menurunkan, mewasiatkan). Tidak semua tradisi itu penting. Beberapa bersifat sembrono (frivolous; remeh, dangkal, tidak penting, tidak keruan) atau bahkan berbahaya (lih. Mrk 7:8 dan Kol 2:8 tentang tradisi “manusia” belaka). Tetapi beberapa memang sangat penting.

Pertanyaan #16

rebuttal

John: (Katolik) Roma benar-benar mengajarkan Injil palsu. Tidak ada keraguan tentang itu karena Roma menyangkal doktrin utama Injil yang agung tentang pembenaran oleh kasih karunia saja, melalui iman saja, di dalam Kristus saja. Ini adalah injil palsu. Oleh karena itu, ini adalah bidaah yang terkutuk. Ini adalah ajaran yang mencegah orang diselamatkan, dalam arti bahwa tidak ada yang bisa diselamatkan jika percaya teologi Injil Katolik Roma. Seorang Katolik Roma bisa menjadi seorang Kristen tetapi tidak jika dia percaya teologi Katolik Roma tentang Injil.

13.8. Logika Api Penyucian

api penyucian

Wahyu 21:27 mengatakan tentang Yerusalem surgawi, “Tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu”. Sementara kata “najis” (unclean) dalam perikop ini mengacu pada kenajisan seremonial (ceremonial uncleanness), ayat ini dan konteks Wahyu secara keseluruhan menunjukkan bahwa di surga tidak ada yang bercampur baur dengan dosa. Penulis Injili Randy Alcorn berkata tentang ayat ini, “Surga akan sepenuhnya bebas dari kejahatan, tanpa ancaman untuk tercemar. . . . Sifat (atau kodrat) baru yang akan menjadi milik kita di Surga—kebenaran Kristus—adalah sifat (kodrat) yang tidak dapat berdosa”.1

HARI 207

Mike Aquilina

Lepaskan Standar Gandamu

Hukum Romawi menghukum keras para wanita karena perzinahan, tetapi tidak begitu dengan laki-laki. Namun, Asterius dari Amasea, memberitahu kita bahwa Tuhan tidak memiliki standar ganda. Hukum perkawinan berlaku sama persis bagi suami dan istri.


HARI 128

Mike Aquilina

Bekerja Demi Kerajaan Allah Tidak Akan Pernah Sia-sia

Saat kita bekerja, kata St. Basilius, kita melakukannya demi kebaikan yang akan datang dari pekerjaan kita. Tetapi hanya bekerja untuk kekudusan dan kebenaranlah yang tidak akan pernah mengecewakan kita, karena itu selalu mengarah pada hal-hal baik yang kita harapkan.