2. Kitab-kitab Abad Kedua

Setelah Perjanjian Baru

Para penulis setelah Zaman Apostolik menggunakan banyak jenis dokumen untuk mengkomunikasikan Iman: surat, homili, komentar atas buku-buku alkitabiah, dan risalah teologis.

Suatu bentuk yang menjadi sangat penting pada abad kedua adalah apology (Yun. apologia) — sebuah pembelaan iman Kristen yang diajukan kepada orang non-Kristen, baik penyembah berhala maupun Yahudi. Sebagai contoh, St. Yustinus Martir menulis sebuah pembelaan Iman Kristiani yang terkenal untuk kaisar Romawi Antonius Pius pada tahun 150-an M.

22. Gereja Katolik Memperoleh Namanya

Penulisan Perjanjian Baru

Sekitar akhir Zaman Apostolik, Gereja Katolik menerima nama yang dikenal hingga saat ini.

Awalnya, Kekristenan hanya disebut “Jalan [Tuhan]” (the Way; Kis 9:2; 19:23; 22:4; 24:14, 22), frasa yang merupakan kependekan dari “jalan [kepada] keselamatan” (the way of salvation; Kis 16:17), “jalan Tuhan” (the way of the Lord; Kis 18:25), dan “jalan Allah” (the way of God; Kis 18:26). Namun, seiring berjalannya waktu, para pengikut Yesus dikenal sebagai “Kristen” (Christians) — sebuah nama yang diberikan kepada mereka di kota Antiokhia (Kis 11:26).

ABAD II

sejarah Gereja

Awal abad kedua ditandai dengan meninggalnya rasul terakhir Yesus yaitu Yohanes. Dia meninggal karena usia tua di Efesus setelah selesai menjalani pembuangan di pulau Patmos, tempat dia menulis Kitab Wahyu. Dengan meninggalnya Rasul Yohanes, tidak ada lagi saksi hidup yang pernah bergaul bersama Yesus. Akibatnya, mulailah muncul permasalahan yang sebelumnya tidak menonjol karena sebelumnya masih ada Para Rasul sebagai pedoman.

12. Kenalilah Bidat-bidatmu

ad fontes

Bab ini menyajikan deskripsi-deskripsi singkat tentang berbagai bidat dan perpecahan yang aktif selama periode Bapa Gereja.1

7.6. “Suami Dari Satu Istri”

imamat

Menurut Katekismus, selibat imamat adalah disiplin yang berlaku di Gereja Barat bagi mereka yang “dipanggil untuk menguduskan diri dengan hati yang tak terbagi kepada Tuhan dan ‘perkara Tuhan’ (1 Kor 7:32)” (KGK 1579). Gereja-gereja Katolik Timur mempertahankan tradisi yang mengizinkan para imam menikah, tetapi, seperti juga kebiasaan di Gereja Barat, mereka yang memegang jabatan uskup harus tidak menikah. Karena itu adalah disiplin yang diperkenalkan kemudian dalam sejarah Gereja oleh otoritas Gereja, kehadiran klerus yang menikah dalam Kitab Suci tidak menyangkalnya.

BAB 12. St. Irenaeus dari Lyons

Misa Umat Kristen Mula-mula

Irenaeus adalah tokoh penting dalam sejarah Gereja perdana. Lahir di Smirna (Izmir di Turki modern), ia melewati masa kecilnya sebagai murid yang penuh perhatian dari uskup tua Polikarpus (wafat 156), yang di masa mudanya sendiri telah menerima Injil dari Rasul Yohanes. Dengan demikian, karya Irenaeus berfungsi sebagai jembatan antara zaman kerasulan dan zaman para Bapa Gereja di kemudian hari. Selain itu, sebagai orang Timur yang menghabiskan tahun-tahun paling produktifnya di Barat, ia juga menjangkau dua budaya Kristen yang, bahkan pada abad kedua, sudah cukup berbeda.

7. Gereja Katolik melenyapkan buku-buku tertentu dalam Alkitab (misalnya, Injil gnostik) untuk mengontrol pesan Yesus

Gereja Mula-mula

Sesekali muncul berita-berita tentang penemuan sebuah “teks Kristen kuno” yang bukan merupakan bagian dari Kitab Suci yang konon diberantas oleh Gereja Katolik karena isinya bertentangan dengan ajaran Gereja yang ortodoks. Contoh terbaru adalah apa yang disebut Injil Istri Yesus yang “membuktikan” bahwa Yesus menikah. Awalnya diterima sebagai otentik, kemudian terbukti sebuah pemalsuan modern.[1] Tuduhan bahwa Gereja Katolik mengubah pesan Yesus bukanlah hal baru. Propagandis Romawi Porphyry (234–305) menyatakan bahwa meskipun Yesus mengajar para pengikut-Nya untuk menyembah satu Allah yang benar, setelah kematian-Nya para rasul mengajarkan bahwa Yesus-lah Tuhan itu sendiri. Sebuah kelompok bid’ah mula-mula yang dikenal sebagai Gnostik menghasilkan sejumlah besar literatur, yang kebanyakan fiksi, mengklaim memiliki pengetahuan rahasia tentang apa yang sebenarnya diajarkan Yesus, yang berbeda dengan apa yang diajarkan Gereja. Para kritikus modern Gereja memanfaatkan “Injil-injil gnostik” ini dalam upaya untuk mendiskreditkan ajaran-ajaran dan kedudukan Gereja di dunia.

Rumah Tangga Allah

Klemens dari Roma

Solusi untuk teka-teki yang tampaknya tak terpecahkan ini ternyata sederhana saja — memang, bagi generasi Klemens, fakta yang paling gamblang sejujurnya adalah: “Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu” (Mat 26:71b).