V. KOHENIM YAHUDI – IMAM-IMAM KATOLIK

Rabi yang Disalibkan

Mereka itu akan membawa semua saudaramu dari antara segala bangsa sebagai korban untuk TUHAN… Juga dari antara mereka akan Kuambil imam-imam dan orang-orang Lewi, firman TUHAN.
– Yes 66:20-21

Kurban membutuhkan seorang imam. Karena Ekaristi adalah kurban, seperti yang kita amati di bab sebelumnya, kita dengan benar mengharapkan Perjanjian Baru juga memiliki imam-imam. Kata Ibrani untuk “imam” adalah kohen, artinya orang yang mempersembahkan korban. Jika Anda pernah memiliki teman Yahudi dengan nama belakang Kohen, Kohan, Cohn, Kahn, Kohn, Coen, atau Cahn, kemungkinan teman Yahudi Anda memiliki keturunan imam. Kohenim (bentuk jamak dari kohen) adalah para imam Perjanjian Lama. Para imam ini menjalankan pelayanan suci mereka melalui hierarki yang ditetapkan secara ilahi. Dalam masyarakat kita yang demokratis dan egaliter, kita sering menolak gagasan hierarki. Namun, hierarki didasarkan dalam sifat penciptaan:

13.7. Api Penyucian dan Indulgensi

api penyucian

Masalah indulgensi berada di luar cakupan bab ini, tetapi harus dibahas, setidaknya secara singkat, karena hubungannya dengan doktrin api penyucian.

Mengutip Konstitusi apostolik Indulgentiarum Doctrina 1 Januari 1967 dari Paus Paulus VI, Katekismus mendefinisikan indulgensi sebagai ” ‘Indulgensi adalah penghapusan siksa-siksa temporal di depan Allah untuk dosa-dosa yang sudah diampuni’ (Norm 1)” (KGK 1471). Indulgensi tidak mengampuni dosa tetapi menghapus hukuman sementara yang disebabkan dosa ketika orang berdosa menebus kesalahan melalui tindakan doa dan amal. Indulgensi tidak pernah dijual, tetapi penyelewengan-penyelewengan mulai berkembang biak ketika karya-karya amal / sedekah (charitable work of almsgiving) dilampirkan pada indulgensi-indulgensi tertentu; jadi Konsili Trente melarang sedekah dilampirkan pada indulgensi di kemudian hari.1

12.4. Surat-surat Non-Pauline

eternal security

Banyak pendukung perseverance of the saints mengutip 1 Yoh 2:19 sebagai bukti bahwa orang yang murtad tidak pernah benar-benar menjadi orang percaya. Dalam perikop itu Yohanes menggambarkan bagaimana guru-guru sesat di komunitasnya “berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita”. Namun, Yohanes mengacu pada sebuah kelompok bidat tertentu, boleh jadi para Docetists, yang menyangkal bahwa Yesus memiliki tubuh fisik yang nyata. Dia tidak mengatakan setiap orang yang pernah meninggalkan imannya bukanlah seorang Kristen sejati. Selain itu, dia mengatakan orang-orang murtad ini tidak termasuk “pada kita” (of us), bukan karena mereka “tidak pernah termasuk pada kita” (never of us).1 Mereka bisa jadi orang Kristen yang setia yang menjadi bidat dan kesesatan mereka terungkap ketika mereka meninggalkan Gereja. Ingatlah juga bahwa Yohanes awalnya mencatat peringatan Yesus bahwa kita harus tinggal di dalam Dia atau kita akan dikumpulkan dan dibakar seperti ranting mati yang tidak berguna. Dalam 1 Yoh 2:28 ia memberikan peringatan yang sama: “Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya”.

8.2. Kurban yang “Sekali Untuk Selamanya”

Ekaristi dan Misa

Kebanyakan apologis Protestan yang menyangkal bahwa Misa adalah sebuah kurban biasanya mengutip Surat kepada Orang Ibrani dan rujukannya pada kurban Kristus yang “satu kali untuk selama-lamanya” (10:10), atau “satu korban” (10:14). Menurut apologis Protestan John Ankerberg dan John Weldon,

28. Rahmat: Apakah Itu dan Apa Fungsinya?

keselamatan
  • Manakah dua jenis rahmat itu?
  • Apakah mungkin melakukan bunuh diri secara rohani?
  • Apakah rahmat pengudusan benar-benar membersihkan jiwa, atau apakah jiwa hanya ditutupi jubah kebenaran Kristus?
  • Bagaimanakah perbedaan pandangan Katolik dan Protestan tentang pembenaran dan pengudusan?
  • Bisakah Anda kehilangan pengudusan?