8. Paulus Tentang Imamat

Perspektif Katolik Tentang Paulus

…pelayanan pemberitaan Injil Allah…
Rm 15:161

…hamba-hamba Kristus,
yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah…
1 Kor 4:12

V. KOHENIM YAHUDI – IMAM-IMAM KATOLIK

Rabi yang Disalibkan

Mereka itu akan membawa semua saudaramu dari antara segala bangsa sebagai korban untuk TUHAN… Juga dari antara mereka akan Kuambil imam-imam dan orang-orang Lewi, firman TUHAN.
– Yes 66:20-21

Kurban membutuhkan seorang imam. Karena Ekaristi adalah kurban, seperti yang kita amati di bab sebelumnya, kita dengan benar mengharapkan Perjanjian Baru juga memiliki imam-imam. Kata Ibrani untuk “imam” adalah kohen, artinya orang yang mempersembahkan korban. Jika Anda pernah memiliki teman Yahudi dengan nama belakang Kohen, Kohan, Cohn, Kahn, Kohn, Coen, atau Cahn, kemungkinan teman Yahudi Anda memiliki keturunan imam. Kohenim (bentuk jamak dari kohen) adalah para imam Perjanjian Lama. Para imam ini menjalankan pelayanan suci mereka melalui hierarki yang ditetapkan secara ilahi. Dalam masyarakat kita yang demokratis dan egaliter, kita sering menolak gagasan hierarki. Namun, hierarki didasarkan dalam sifat penciptaan:

7.1. Imamat Pelayanan

imamat

Imamat Perjanjian Lama terwujud dalam tiga tingkatan: imamat universal atau “kerajaan imam” yang dimiliki oleh setiap anggota Perjanjian Lama (Kel 19:6), imamat pelayanan yang mempersembahkan kurban atas nama umat (Kel 28:1-2), dan seorang imam besar yang mempersembahkan kurban bagi semua umat Allah, termasuk sesama imamnya (Im 1). Masing-masing dari imamat ini telah digenapi dalam Perjanjian Baru, sebuah fakta yang disetujui oleh Protestan mengenai imamat universal (1 Pet 2:5) dan imamat besar agung yang dipegang Kristus selamanya (Ibr 4:14-16).

BAB 1. Pemecahan Roti dan Doa-doa

Misa Umat Kristen Mula-mula

Bagaimana orang Kristen pertama merayakan Misa? Jawabannya, dalam beberapa hal, sangat sederhana. Kita hanya perlu membaca Katekismus Gereja Katolik, yang berbicara tentang “Misa Segala Abad” (KGK 1345-1347). Orang Kristen pertama, seperti orang Kristen masa kini, merayakan Misa sebagai sebuah sakramen, sebuah kurban, Paskah baru, penghadiran kembali Misteri Paskah, persekutuan Allah dengan manusia, pewahyuan ibadah surgawi, dan sumber serta puncak dari kehidupan dan kesatuan Gereja. Bahkan, dalam menyajikan aspek-aspek doktrin Ekaristi ini, Katekismus terutama mengandalkan sumber-sumber dari periode yang dicakup oleh buku ini: Perjanjian Baru, Didache, Irenaeus, Yustinus Martir, dan Hippolytus. Karena Misa memiliki kesatuan esensial; dan, meskipun bentuk-bentuk eksternal telah berubah dari zaman ke zaman, “Misa Segala Abad” tetap sama, dapat dikenali dalam doktrin Gereja dan dalam detail-detail kecil ritualnya.