3. Paulus tentang Pembenaran, Iman & Perbuatan

Perspektif Katolik Tentang Paulus

…Iman yang bekerja oleh kasih…
Gal 5:6

Paulus dan Martin Luther

Martin Luther meluncurkan Reformasi dengan prinsip materialnya “pembenaran oleh iman saja” (justification by faith alone). Anehnya, doktrin Luther tentang pembenaran oleh iman saja tidak secara eksplisit memenuhi prinsip formalnya bahwa “Hanya Kitab Suci” (Scripture alone) adalah satu-satunya sumber doktrin Kristen. Kesulitan Luther terletak pada kenyataan bahwa kata-kata “dibenarkan oleh iman saja” tidak muncul di halaman-halaman Kitab Suci. Tampaknya doktrin Luther tentang “hanya iman” bertentangan dengan kriteria “hanya Kitab Suci”.

Pertanyaan #11

rebuttal

John : Jika Anda pernah bertanya-tanya misalnya, mengapa Yesus hidup 30 tahun? Tidak jelas, tidak ada yang ditugaskan oleh Tuhan untuk menuliskannya… satu insiden kecil pada usia 12 tahun… Selain itu, kita tidak tahu apa-apa tentang 30 tahun itu. Saya kira jika saya menjadi Tuhan, saya dapat mengatakan, Anda harus turun dan mati untuk orang berdosa, tetapi saya hanya membutuhkan Anda untuk akhir pekan. Anda turun pada hari Jumat, Anda mati, Anda kembali pada hari Minggu sore. Anda tahu, ada benarnya yang harus Dia lakukan adalah mengambil murka Allah untuk orang berdosa, dan Dia bisa melakukannya di akhir pekan. Pertanyaannya adalah mengapa Anda menjalani kehidupan yang penuh? Mengapa Dia hidup selama 33 tahun? Jawabannya, karena Dia berkata, seperti yang Dia katakan kepada Yohanes Pembaptis, Saya harus menggenapkan semua kebenaran [“fulfill all righteousness”. Terjemahan Indonesia “menggenapkan seluruh kehendak Allah”. Lih. Mat 3:15…red]. Inilah intinya, Dia perlu menjalani kehidupan yang sungguh-sungguh benar (righteous), sehingga kehidupan yang sungguh-sungguh benar itu dapat diperhitungkan kepada Anda.

Pertanyaan #10

rebuttal

John: Cukup Injil yang benar. Dan saya pikir, mungkin cara terbaik untuk mengatakannya adalah dengan memahami 2 Kor 5:21, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”. Itulah Injil. Dan saya pikir itu perlu dipahami dalam konteks ini. Konteks 2 Kor 5 adalah konteks rekonsiliasi. Lima kali dari ayat 18-21 kata rekonsiliasi digunakan dalam beberapa bentuk. Dan apa yang dikatakan perikop itu adalah, kabar baiknya adalah, bahwa orang-orang berdosa dapat diperdamaikan dengan Allah. Oke, itu kabar baiknya.

10.3. Kesamaan?

pembenaran

Untuk meringkas posisi kita sejauh ini, orang Protestan biasanya percaya bahwa pembenaran melibatkan satu momen di mana kita mengenakan kebenaran Kristus. Kebenaran yang diperhitungkan (imputed) ini menutupi dosa-dosa kita tetapi tidak mengubah jiwa kita. Umat Katolik, di sisi lain, percaya bahwa pembenaran adalah baik suatu peristiwa juga proses yang dimulai pada satu momen yang tidak pantas dan berlanjut sepanjang hidup kita ketika kebenaran Kristus dimasukkan (infused) ke dalam jiwa kita dan membantu kita menjadi kudus sama seperti Allah itu kudus.

10.1. Pandangan Protestan tentang Pembenaran

pembenaran

John Calvin berkata, “Setiap orang yang ingin memperoleh kebenaran Kristus harus meninggalkan kebenarannya sendiri”.1 Para Reformator mengajarkan bahwa Allah menutupi dosa dengan kebenaran Kristus, dan pembenaran ini umum diakui [sebagai] sola fide, atau “oleh iman saja”, seruan yang menjadi bahan pokok dari Reformasi Protestan.