2.2. Tradisi dalam Perjanjian Baru

Tradisi Suci

Dalam pendahuluan Injilnya, Lukas menggambarkan tulisannya tentang “membukukan dengan teratur” (1:3) tentang peristiwa-peristiwa di sekitar Yesus dengan menggunakan sumber-sumber yang “disampaikan [Yunani; paredosan] kepada kita oleh mereka, yang sejak semula adalah saksi mata dan pelayan firman” (1:2). Akar kata kerja Yunani paredosan adalah paradidomi, yang berarti “menyampaikan sesuatu yang di dalamnya seseorang memiliki kepentingan pribadi yang relatif kuat, menyerahkan, memberikan, meneruskan, mempercayakan”.1 Sumber-sumber yang “diserahkan” kepada Lukas mungkin berupa dokumen tertulis, tetapi biasanya berupa komunikasi lisan, atau yang kita sebut “tradisi”.

BAB 31. St. Sirilus dari Yerusalem

Misa Umat Kristen Mula-mula

Pada saat Sirilus dari Yerusalem menghasilkan ceramah-ceramah pengantar tentang Kekristenan – Procatecheses, Catecheses, dan Mystagogical Catecheses – Gereja telah menikmati lebih dari satu generasi penuh perdamaian di kekaisaran. Konstantinus telah mengeluarkan dekrit toleransinya, Dekrit Milan (Edict of Milan), pada tahun 313. Saat itu, sebagian besar kekaisaran adalah orang Kristen. Ketika Sirilus berdiri di depan kelas katekumennya — sekitar tahun 350 — dia berkhotbah dengan kebebasan dan kejelasan yang tidak kita temukan dalam dokumen-dokumen yang lebih tua.

BAB 1. Pemecahan Roti dan Doa-doa

Misa Umat Kristen Mula-mula

Bagaimana orang Kristen pertama merayakan Misa? Jawabannya, dalam beberapa hal, sangat sederhana. Kita hanya perlu membaca Katekismus Gereja Katolik, yang berbicara tentang “Misa Segala Abad” (KGK 1345-1347). Orang Kristen pertama, seperti orang Kristen masa kini, merayakan Misa sebagai sebuah sakramen, sebuah kurban, Paskah baru, penghadiran kembali Misteri Paskah, persekutuan Allah dengan manusia, pewahyuan ibadah surgawi, dan sumber serta puncak dari kehidupan dan kesatuan Gereja. Bahkan, dalam menyajikan aspek-aspek doktrin Ekaristi ini, Katekismus terutama mengandalkan sumber-sumber dari periode yang dicakup oleh buku ini: Perjanjian Baru, Didache, Irenaeus, Yustinus Martir, dan Hippolytus. Karena Misa memiliki kesatuan esensial; dan, meskipun bentuk-bentuk eksternal telah berubah dari zaman ke zaman, “Misa Segala Abad” tetap sama, dapat dikenali dalam doktrin Gereja dan dalam detail-detail kecil ritualnya.