1. Rabi Saulus dan Rasul Paulus

Perspektif Katolik Tentang Paulus

Rabi Saulus

Apa yang kita ketahui tentang kehidupan awal St. Paulus berasal dari Kisah Para Rasul karya St. Lukas. Ia lahir di Tarsus di Kilikia (Kis 21:39), yang sekarang terletak di Turki bagian timur. Orang tuanya adalah orang Israel dari suku Benyamin (Flp 3:5), dan dia dinamai Saul (Saulus) seperti nama raja pertama Israel yang juga berasal dari suku Benyamin. Saulus dilahirkan dengan hak istimewa sebagai warga negara Romawi, yang berarti bahwa ayahnya juga pernah menjadi warga negara Romawi (Kis 22:26-28).

Ucapan Terima Kasih

Perspektif Katolik Tentang Paulus

Didedikasikan untuk istri tercinta saya, Joy,
yang dengannya saya berbagi “sakramen agung ini”.
(Ef 5:32 Douay-Rheims)1

Ucapan Terima Kasih

Rabi yang Disalibkan

נביא מקרבך מאחיך
כמני יקים לך יהוה
אלהיך אליו תשמעון

– Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku,
akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.
(Ul 18:15)

11.3. Pembenaran dalam Galatia

pembenaran

Dalam Suratnya kepada Jemaat Galatia, Paulus marah karena pendengarnya meninggalkan Injil yang dia beritakan (Gal 1:6). Setelah mempertahankan mandat apostoliknya, Paulus menjelaskan Injil palsu yang diterima oleh beberapa “orang Galatia yang bodoh” (3:1). Tampaknya sementara komunitas mulai dalam Roh, mereka “sekarang mengakhirinya di dalam daging” (Gal 3:3), dengan kembali ke praktik ritual Yahudi atau “melakukan hukum Taurat” (Gal 3:2, 5). Paulus menegur jemaat Galatia atas keputusan ini, dengan mengatakan:

11.2. Pembenaran dalam Roma

pembenaran

Paulus memulai argumennya dalam Roma dengan mengatakan bahwa dia tidak malu akan Injil, “Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: ‘Orang benar akan hidup oleh iman’ ” (Rm 1:17). Setelah Luther sampai pada kesimpulan bahwa teks ini mengajarkan pembenaran oleh iman saja, dia berkata, “Saya merasa bahwa saya sepenuhnya dilahirkan kembali dan telah memasuki surga itu sendiri melalui gerbang yang terbuka”.1 Namun, masalah dengan interpretasi ini adalah bahwa Luther dan sebagian besar Protestan pada intinya memahami “iman” (faith) sinonim dengan “percaya / kepercayaan” (belief).

3.4. Bukti Kristen (50 — 100 M)

Kanon Perjanjian Lama

Contoh paling jelas dari perbedaan pemikiran di antara orang-orang Yahudi abad pertama tentang kanon adalah bahwa orang Saduki hanya menganggap Pentateukh sebagai yang berwibawa. Misalnya, orang Saduki menyangkal adanya kebangkitan di masa depan (Mrk 12:18; Kis 23:8) meskipun para nabi secara eksplisit berbicara tentang kebangkitan orang mati (Dan 12:2).1 Lee Martin McDonald berkata tentang orang Saduki, “Mengingat apa yang kita baca tentang mereka dalam Perjanjian Baru dan para bapa Gereja awal, ini membawa kita untuk menyimpulkan bahwa Kitab Suci mereka berbeda dari yang diadopsi oleh orang Farisi atau Eseni”.2