15.6. Arti Kata “Sampai”, dan “Sulung”

Maria

Dalam buku mereka The Unfinished Reformation, Gregg Allison dan Chris Castaldo membuat argumen ini:

Protestan juga tidak setuju dengan keperawanan abadi Maria karena bertentangan dengan kitab suci. Merujuk pada Yusuf, Matius menceritakan, “Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki” (Mat 1:24-25). Ungkapan ”sampai ia melahirkan” menunjukkan bahwa setelah Yesus lahir, Yusuf melakukan hubungan seksual yang normal dengan istrinya. Deskripsi Lukas tentang Yesus sebagai “anak sulung” Maria (Luk 2:7) juga menyiratkan bahwa Yesus memiliki saudara laki-laki dan perempuan, seperti yang ditegaskan Kitab Suci.1

11.3. Pembenaran dalam Galatia

pembenaran

Dalam Suratnya kepada Jemaat Galatia, Paulus marah karena pendengarnya meninggalkan Injil yang dia beritakan (Gal 1:6). Setelah mempertahankan mandat apostoliknya, Paulus menjelaskan Injil palsu yang diterima oleh beberapa “orang Galatia yang bodoh” (3:1). Tampaknya sementara komunitas mulai dalam Roh, mereka “sekarang mengakhirinya di dalam daging” (Gal 3:3), dengan kembali ke praktik ritual Yahudi atau “melakukan hukum Taurat” (Gal 3:2, 5). Paulus menegur jemaat Galatia atas keputusan ini, dengan mengatakan:

10.4. Ajaran Yesus

pembenaran

Pada sebuah konferensi tahun 2010, John Piper memberikan kuliah berjudul “Apakah Yesus Mengkhotbahkan Injil Paulus?”.1 Scot McKnight mengatakan tentang pendekatan Piper, “Urutan itu—menanyakan apakah Yesus cocok dengan Paulus!—mungkin membuat marah banyak pembaca dan sejarawan Alkitab, tetapi pertanyaan tentang Alkitab seperti itu bukanlah hal yang tidak pantas”.2 Namun, penulis Evangelikal Alan Stanley, mengajukan sebuah pertanyaan penting: “Mengapa Yesus harus didamaikan dengan Paulus seolah-olah Paulus adalah tolok ukurnya? Jika ada yang harus menjadi patokan, bukankah itu seharusnya adalah Yesus sendiri?”3