PENUTUP

Kota Abadi

GEREJA ROMA KRISTUS

Ini mengakhiri Trilogi Catholic Origins of Catholicism. Jilid pertama The Crucified Rabbi berusaha untuk menunjukkan bahwa Kristus dan Gereja Katolik-Nya adalah penggenapan sempurna dari lebih dari tiga ratus nubuat Yahudi Perjanjian Lama. The Crucified Rabbi adalah sebuah buku tentang bagaimana Katolik muncul dari Yudaisme. Jilid ketiga The Eternal City ini adalah buku tentang bagaimana Katolik bangkit dari dalam Roma yang kafir. Buku pertama adalah tentang bangsa Yahudi. Buku terakhir ini adalah tentang bangsa bukan Yahudi (Gentiles).

10. KOTA MANUSIA ATAU KOTA ALLAH?

Kota Abadi

Saya sangat bingung dengan kekacauan yang terjadi di Barat dan terutama oleh penjarahan Roma sehingga, seperti kata pepatah umum, saya bahkan lupa nama saya sendiri. Lama aku berdiam diri, menyadari bahwa ini adalah waktu untuk menangis.

– St. Jerome1


Kebangkitan dan kemunduran Roma telah digunakan sebagai paradigma politik bagi setiap bangsa besar. Bangsa-bangsa yang kuat tidak bisa tidak membandingkan diri mereka dengan perawakan Roma kuno. Kekaisaran Bizantium tidak pernah menolak statusnya sebagai “Kekaisaran Romawi” lama setelah jatuhnya Roma di Barat. Bahkan setelah kejatuhan Konstantinopel, Moskow mengklaim dirinya sebagai “Roma Ketiga” (Third Rome). Ketika kita mengingat kebangkitan Kekaisaran Romawi Suci abad pertengahan, perlu dicatat bahwa itu bukanlah suci atau Romawi dalam arti istilah yang ketat. Bahkan Raja Henry VIII2 dan para uskupnya membenarkan kepemimpinannya atas Gereja Inggris dengan mengutip otoritas Konstantinus yang nyata atas Konsili Nicea pada tahun 325 (dan semua orang tahu bahwa Konstantinus pertama kali dimahkotai di tanah Inggris di York). Lord Byron mengidentifikasi George Washington sebagai “Cincinnatus dari Barat” (Cincinnatus of the West), sebuah rujukan kepada jenderal agraria terkenal di Roma pra-kekaisaran. Bahkan Napoleon memodelkan dirinya sebagai seorang kaisar Romawi.

Pengantar

Rabi yang Disalibkan

Apakah Paus Memakai Yarmulke?

Dalam melakukan penelitian untuk buku ini, saya menemukan bahwa salah satu pertanyaan paling umum yang dimiliki orang Yahudi mengenai Gereja Katolik adalah: “Mengapa Paus Anda memakai yarmulke?”1 Mereka merujuk, tentu saja, pada “topi” putih kecil yang dikenakan Paus di depan umum dan dalam liturgi. Tepatnya, Paus sebenarnya tidak memakai yarmulke, melainkan zucchetto,2 yang dalam bahasa Italia berarti “labu kecil” (little gourd), seperti dalam sayuran yang kita sebut zucchini. Zucchetto adalah tutup bundar dari delapan panel segitiga yang dijahit menjadi satu. Tutupnya agak menyerupai setengah labu kecil, oleh karena itu dinamai “labu kecil” atau zucchetto.

3. Sekilas Dunia

Dunia para Bapa

Di bagian ini kita melihat dunia di mana para Bapa Gereja hidup dengan bantuan serangkaian peta yang menunjukkan di mana mereka tinggal.

13.6. Bukti Sejarah

api penyucian

Tidak jarang orang Protestan mengklaim bahwa api penyucian “diciptakan” pada akhir Abad Pertengahan. Misalnya, teolog Anglikan Gerald Bray menyebut api penyucian sebagai “ciptaan abad pertengahan yang membawa rasa keteraturan dan tujuan baru ke gagasan yang sebelumnya samar tentang apa yang disimpan oleh kehidupan setelah kematian”.1 Beberapa kritikus bahkan mengklaim bahwa api penyucian diciptakan untuk memperkaya paus melalui sumbangan-sumbangan yang dipersembahkan untuk Misa-Misa yang dimohonkan atas nama orang-orang yang sudah meninggal.2 Tetapi menempatkan api penyucian di akhir sejarah Kristen mengabaikan referensi-referensi yang jelas tentang doktrin yang dapat ditemukan berabad-abad sebelumnya.

10. Runtuhnya Roma menyebabkan Abad kebodohan dan kesengsaraan yang Gelap

Abad Pertengahan

Menggambarkan dan memberi label periode waktu historis dapat berguna karena memudahkan studi. Tapi terkadang usaha-usaha itu justru lebih banyak mengungkapkan tentang mereka yang menciptakannya daripada mereka yang hidup selama masa itu. Seperti halnya dengan “Zaman Kegelapan”. Meskipun istilah ini masih digunakan secara populer, sebagian besar para sejarawan profesional telah membuangnya sama sekali karena mereka menyadari bahwa implikasinya salah.