10. KOTA MANUSIA ATAU KOTA ALLAH?

Kota Abadi

Saya sangat bingung dengan kekacauan yang terjadi di Barat dan terutama oleh penjarahan Roma sehingga, seperti kata pepatah umum, saya bahkan lupa nama saya sendiri. Lama aku berdiam diri, menyadari bahwa ini adalah waktu untuk menangis.

– St. Jerome1


Kebangkitan dan kemunduran Roma telah digunakan sebagai paradigma politik bagi setiap bangsa besar. Bangsa-bangsa yang kuat tidak bisa tidak membandingkan diri mereka dengan perawakan Roma kuno. Kekaisaran Bizantium tidak pernah menolak statusnya sebagai “Kekaisaran Romawi” lama setelah jatuhnya Roma di Barat. Bahkan setelah kejatuhan Konstantinopel, Moskow mengklaim dirinya sebagai “Roma Ketiga” (Third Rome). Ketika kita mengingat kebangkitan Kekaisaran Romawi Suci abad pertengahan, perlu dicatat bahwa itu bukanlah suci atau Romawi dalam arti istilah yang ketat. Bahkan Raja Henry VIII2 dan para uskupnya membenarkan kepemimpinannya atas Gereja Inggris dengan mengutip otoritas Konstantinus yang nyata atas Konsili Nicea pada tahun 325 (dan semua orang tahu bahwa Konstantinus pertama kali dimahkotai di tanah Inggris di York). Lord Byron mengidentifikasi George Washington sebagai “Cincinnatus dari Barat” (Cincinnatus of the West), sebuah rujukan kepada jenderal agraria terkenal di Roma pra-kekaisaran. Bahkan Napoleon memodelkan dirinya sebagai seorang kaisar Romawi.