9. Menyelamatkan Kepausan dari Dirinya Sendiri

Membawa Keteraturan dari Kekacauan

Hampir di tahun yang sama Rollo menjadi adipati (duke) Normandia dan para pengikutnya menjadi Kristen, William yang Saleh (William I / William the Pious), adipati Aquitaine (duke of Aquitaine), mendirikan biara Cluny (Cluny Abbey) di Burgundia, Prancis tengah-timur dekat Mâcon. Biara dan jaringan biara dalam tradisinya yang akhirnya tersebar luas di Eropa Barat merupakan mesin yang sangat kuat dalam kebangkitan agama yang berdampak positif pada lapisan masyarakat yang lebih tinggi. Meskipun Cluny penting, itu hanya satu dari ledakan baru semangat monastik yang akan berlangsung selama dua abad. Fenomena ini sekarang dimungkinkan karena kondisi politik baru yang stabil yang mulai terjadi pada pertengahan abad ini setelah penahanan orang-orang Saracen, Hun, dan Norsemen.

21. Inkuisisi memulai perburuan-perburuan penyihir yang terkenal di Eropa dan Dunia Baru, yang menyebabkan jutaan wanita tak berdosa dibakar di tiang pancang

inkuisisi

Pada Halloween 1999, koalisi lebih dari 1.600 penyembah berhala yang disebut Pagans in Action Council of Truth menyampaikan surat terbuka kepada Paus Yohanes Paulus II (memimpin Gereja tahun 1978–2005) yang meminta “atas nama leluhur spiritual kami yang menderita penganiayaan selama Inkuisisi” agar dia memasukkannya dalam permintaan maaf atas kesalahan masa lalu Gereja yang akan diberikan selama Yubileum Agung tahun 2000.[1] Orang-orang pagan mempunyai pemikiran mitos sejarah bahwa Gereja memburu pria dan wanita tak berdosa yang dituduh mempraktekkan guna-guna dan sihir dan membakarnya pada pasak, mengakibatkan sembilan juta kematian yang dikenal sebagai “pagan Holocaust”.[2] Rupanya, penulis surat itu tidak menyadari bahwa angka sembilan juta itu tidak memiliki dasar sejarah, dan dibuat oleh feminis Amerika Matilda Joslyn Gage pada tahun 1893.[3] Ketika Hari Pengampunan (Day of Pardon ) diadakan di Roma pada 12 Maret 2000, paus tidak menyebutkan tentang penyihir dan penyembah berhala ketika meminta pengampunan Tuhan atas pelanggaran masa lalu dari para anggota Gereja.