BAB 18. St. Klemens dari Alexandria

Misa Umat Kristen Mula-mula

Selain tulisan-tulisannya yang melimpah, kita hanya tahu sedikit tentang Klemens dari Alexandria. Lahir sekitar tahun 150 dalam keluarga pagan, ia menerima pendidikan yang luas dan mendalam dalam budaya pagan klasik. Ia masuk Kristen dan menempatkan dirinya di bawah pengawasan Pantaenus, pendiri sekolah katekese di Alexandria, Mesir. Klemens menggantikan Pantaenus sebagai rektor.

Tulisan-tulisan Klemens menunjukkan pengetahuannya yang dalam. Dia sering mengutip baik dari Perjanjian Lama maupun Baru, serta para penyair dan filsuf pagan. Dia menunjukkan keakraban dengan seni dan sains. Dia berbicara terus terang tentang realitas-realitas manusia sehari-hari, dari keintiman perkawinan hingga hal peminjaman uang; dan dalam teologinya, ia menarik analogi-analogi dari dunia budaya, keluarga, dan bisnis. Dalam perikop di bawah ini, ia membandingkan Ekaristi dengan air susu ibu.

Klemens menulis teologi dengan gaya yang berapi-api dan puitis. Metafora-metafora panjangnya sering memukau dalam keindahannya. Seperti kebanyakan puisi, juga bisa penuh teka-teki. Bahkan, dia mengakui dalam karyanya yang disebut Stromata (artinya “Karpet”) bahwa dia sengaja menulis teka-teki. Untuk menghormati disiplin rahasia, dia “di sana-sini menyelingi dogma-dogma… sehingga penemuan (deteksi) tradisi-tradisi suci mungkin tidak mudah bagi siapa pun yang belum tahu (uninitiated; tanpa pengetahuan khusus)” (Stromata 7.18). Kualitas samar (cryptic; rahasia, penuh teka-teki) ini kelak tetap bertahan bersama para penulis Sekolah Alexandria selama berabad-abad, dan kelak diangkat ke bentuk seni yang penuh keindahan oleh penerus Klemens, Origenes.

Ciri khas sekolah Aleksandria adalah pembacaan Perjanjian Lama yang “alegoris”, mengikuti cara Philo, seorang Platonis Yahudi dari Aleksandria abad pertama. Dalam membaca sejarah Israel, Klemens menemukan banyak alegori, atau “tipe-tipe”, Ekaristi. Sebagai contoh: “Melkisedek, raja Salem, imam Allah Yang Mahatinggi, memberikan roti dan anggur, menyediakan makanan yang dikuduskan sebagai suatu tipe Ekaristi” (Stromata 4.25; bdk. Kej 14:18).

Dalam beberapa karyanya, Klemens begitu menekankan gagasan tentang kurban-kurban spiritual sehingga ia tampaknya hampir mengesampingkan kemungkinan ritual kurban seperti Misa. Tetapi diskusinya tentang Ekaristi di banyak tempat membuat pembacaan seperti itu sangat tidak mungkin. Doktrin Ekaristinya ortodoks, jika menurut standar-standar modern tidak tepat. Dia hidup di masa sebelum situasi-situasi — seperti bidat yang tersebar luas — mendesak Gereja untuk lebih presisi dalam rumusan-rumusan doktrinal.

Klemens memberikan bukti bahwa, bahkan pada masa awal, Gereja mengatur ritual liturgi. Dia mengutuk ritual-ritual sesat sebagai tidak sah atau tidak licit, karena bertentangan dengan aturan, atau kanon-kanon, Gereja.

Dia diasingkan selama salah satu dari masa penganiayaan Romawi dan meninggal di Kapadokia sebelum tahun 215.

Bagian-bagian berikut dari karyanya diadaptasi dari The Fathers edisi Edinburgh tahun 1892. (mohon saran terjemahan yang lebih baik karena kesulitan teks dengan bahasa puitis seperti ini…red)

Seperti Bayi yang Menyusu

O mistik yang ajaib! Bapa semesta adalah satu, dan satu Firman semesta; dan Roh Kudus adalah satu dan sama di mana-mana, dan satu juga ibu yang perawan. Aku suka menyebutnya Gereja. Ibu ini, ketika sendirian, tidak punya susu, karena sendirian dia bukan seorang wanita. Tapi dia adalah perawan sekaligus ibu — murni sebagai perawan, penuh kasih sebagai seorang ibu. Dan memanggil anak-anaknya kepadanya, dia merawat mereka dengan susu yang suci — dengan Firman untuk kanak-kanaknya.

Oleh karena itu, dia tidak punya susu; karena susu adalah anak yang cantik ini, tubuh Kristus, yang memelihara anak-anak muda oleh Firman, yang Tuhan sendiri peranakkan dalam kelahiran daging, yang Tuhan sendiri balut dengan darah-Nya yang berharga. O kelahiran yang luar biasa! O ikat lampin yang suci!

Firman adalah segalanya bagi sang anak, juga bagi ayah dan ibu dan guru dan perawat. “Makanlah dagingku,” kata-Nya, “dan minumlah darahku” (Yoh 6:32, 33, 36). Demikianlah makanan yang layak yang dihidangkan Tuhan, dan Ia mempersembahkan daging-Nya serta mencurahkan darah-Nya, dan tidak ada yang kurang bagi pertumbuhan anak-anak. O misteri yang menakjubkan!

Kita diundang untuk membuang tubuh yang lama dan rusak, serta makanan lama, sebagai gantinya menerima menu yang baru, yaitu Kristus, terimalah Dia selagi kita bisa, untuk menyimpan-Nya di dalam; sehingga, dengan mengabadikan Juruselamat dalam jiwa kita, kita dapat memperbaiki kasih sayang daging kita.

Kamu tidak cenderung untuk memahaminya dengan cara ini, tetapi mungkin secara lebih umum. Dengarkan juga dengan cara lain. Daging secara kiasan melambangkan Roh Kudus bagi kita, karena daging diciptakan oleh-Nya. Darah menunjukkan kepada kita Firman, karena seperti darah yang kaya, Firman telah dimasukkan ke dalam kehidupan; dan persatuan keduanya adalah Tuhan, makanan para bayi – Tuhan yang adalah Roh dan Firman. Makanannya adalah Tuhan Yesus — Firman Allah, Roh yang menjadi daging, daging surgawi yang dikuduskan. Makanan ini adalah susu Bapa, yang hanya dengannya kita, bayi-bayi, diberi makan.

Maka sabda itu sendiri, Yang Terkasih, dan yang memberi kita makan, telah menumpahkan darah-Nya sendiri untuk kita, untuk menyelamatkan umat manusia. Dan kita, percaya kepada Tuhan, lari kepada Firman itu, “dada yang menenangkan” dari Bapa. Dan Dia sendiri yang memberi kita anak-anak-Nya susu cinta, dan hanya mereka yang benar-benar diberkati yang menyusu pada payudara ini. Maka Petrus berkata: “Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah. Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan” (1 Ptr 2:1-3).

— The Teacher 1.6

Meminum Keabadian Tuhan

Meminum darah Yesus berarti mengambil bagian dalam keabadian Tuhan, karena Roh adalah prinsip vital dari Firman, sama seperti darah dan daging. Jadi, seperti anggur dicampur dengan air, demikian pula Roh dengan manusia. Yang satu, yakni campuran anggur dan air, memelihara iman; sementara yang lain, yakni Roh, memimpin ke keabadian.

Campuran keduanya — air dan Sabda — disebut Ekaristi, rahmat yang terhormat dan mulia. Mereka yang menerimanya dalam iman dikuduskan dalam tubuh dan jiwa.

— The Teacher 2.2

Ekaristi Palsu dari Para Bidat

Sekarang dia yang telah jatuh ke dalam bidat melewati padang gurun yang gersang, meninggalkan satu-satunya Tuhan yang benar. Miskin akan Tuhan, ia mencari air yang tak berair, mencapai tanah yang tidak berpenghuni dan tandus, mengumpulkan kegersangan dengan tangannya. Dan mereka yang tidak bijaksana — mereka yang terlibat dalam bidat — Hikmat mendesak, sambil berkata, “Air curian manis, dan roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya” (Amsal 9:17). Dengan demikian, Kitab Suci dengan jelas menerapkan istilah roti dan air tidak lain hanya untuk bidat-bidat yang menggunakan roti dan air dalam korban persembahan, yang melanggar aturan Gereja. Karena ada orang-orang yang merayakan Ekaristi hanya dengan air.

Stromata 1.19

Pilihlah Keselamatanmu Sendiri

Bayangkan bapamu mendatangimu dan berkata, “Aku menjadi bapak dan membesarkanmu. Ikutlah aku, dan bergabunglah denganku dalam kejahatan, dan jangan menuruti hukum Kristus” — tambahkan apa pun yang dapat dikatakan oleh seorang penghujat, yang pada dasarnya sudah mati.

Tetapi di sisi lain, dengarlah Sang Juruselamat: “Aku melahirkanmu kembali, yang dilahirkan dunia dengan buruk untuk kematian. Aku membebaskan, menyembuhkan, dan menebusmu. Aku akan menunjukkan kepadamu wajah Allah Sang Bapa yang baik. Jangan memanggil siapa pun bapa di bumi ini. Biarkan orang mati mengubur orang mati. Tapi ikutlah aku. Karena Aku akan membawamu kepada kelagaan berkat yang tak terlukiskan dan tak terucapkan, yang belum pernah dilihat mata, atau didengar telinga, atau timbul dalam hati manusia — yang ingin dilihat oleh para malaikat, dan melihat hal-hal baik apa yang telah Tuhan siapkan untuk orang-orang kudus dan anak-anak yang mengasihi-Nya. Akulah yang memberimu makan, memberi diri-Ku sebagai roti, dan dia yang mencicipi roti ini tidak akan mati lagi. Akulah yang memberi minuman keabadian setiap hari. Akulah guru ajaran-ajaran surgawi. Untukmu, Aku berjuang dengan kematian, dan membayar kematianmu, yang kamu hutangi karena dosa-dosamu sebelumnya dan karena ketidakpercayaanmu kepada Tuhan”

Setelah mendengar pertimbangan-pertimbangan di kedua sisi ini, putuskanlah sendiri dan berikan suaramu untuk keselamatanmu sendiri.

— Who Is The Rich Man That Shall Be Saved 23


Baca juga : Disiplin rahasia (Keheningan yang Menggema), Minum Alkohol Berdosa?, Jangan Memanggil Seorang pun Bapa, Memanggil Para Imam : Bapa, Memanggil Para Imam Dengan Bapa, Misa, Liturgi Ekaristi, Transubstansi dan Kehadiran Nyata, Kristus Dalam Ekaristi, Siapa yang dapat menerima Komuni?.

Leave a comment