3.2. Dugaan Kesalahan

Kanon Perjanjian Lama

Sarjana Injili, Josh McDowell, mengatakan kitab-kitab deuterokanonika “penuh dengan ketidakakuratan dan anakronisme sejarah dan geografis. Mereka mengajarkan doktrin-doktrin yang salah dan memupuk praktik-praktik yang berbeda dengan Kitab Suci yang diilhami”.1 Tetapi ketika para apologis Protestan diperlihatkan kesulitan-kesulitan yang sama dalam kitab-kitab protokanonik dari Kitab Suci, mereka tidak menyangkal inspirasi dari kitab-kitab itu. Sebaliknya, mereka mengklaim bahwa kitab-kitab ini hanya berisi kesalahan-kesalahan semu (aapparent) daripada kesalahan-kesalahan yang aktual. Menurut Geisler:

3.1. Argumen dari Komposisi Internal

Kanon Perjanjian Lama

Salah satu elemen komposisi internal yang mendukung inspirasi kitab-kitab deuterokanonika adalah tidak adanya diskusi (mufakat) apa pun tentang sebuah kanon Ibrani yang tertutup (yang selesai…red). Kanon Alkitab Ibrani saat ini dibagi menjadi tiga struktur: “Taurat” (the Law; yang mencakup lima buku pertama dari Alkitab yang disebut Pentateuch), “para nabi” (the prophets), dan “tulisan-tulisan” (the writings), atau dalam bahasa Ibrani, ketuvim. Apakah para penulis kitab-kitab deuterokanonika percaya bahwa kanon Ibrani telah ditutup dan oleh karena itu karya-karya mereka bukanlah kontribusi yang diilhami untuk Alkitab?