53. Marie Antoinette adalah ratu Katolik yang egois dan merosot martabatnya yang tanpa perasaan menyuruh rakyatnya yang kelaparan untuk ‘makan kue’

a Mixed Bag

Pada akhir abad kedelapan belas Gereja Katolik di Prancis tampil percaya diri. Negara itu 98 persen Katolik. Gereja diorganisir ke dalam 139 keuskupan, dengan 40.000 paroki yang dikelola oleh 128.000 imam dan religius perempuan. Itu 10 persen dari tanah di Prancis.1 Adapun Prancis sendiri adalah salah satu negara paling kuat di dunia. Saingan lamanya, Inggris, memiliki angkatan laut yang tangguh tetapi baru saja menderita kekalahan besar dalam Perang Kemerdekaan Amerika, sebagian berkat bantuan militer Prancis ke koloni-koloni. Pada umumnya, bangsa dan Gereja tampak stabil; sedikit yang akan menduga akhir dari monarki maupun Gereja di Prancis pada akhir abad ini.

BAGIAN IX – A Mixed Bag

Kisah Nyata dari Sejarah Katolik

Masyarakat konsumerisme kontemporer cenderung malah merendahkan manusia ke masa kini, membuat mereka kehilangan kesadaran akan masa lalu, akan sejarah; tetapi dengan melakukan hal itu juga membuat mereka kehilangan kemampuan untuk memahami diri mereka sendiri, untuk memahami masalah-masalah dan untuk membangun masa depan. . . Orang Kristen adalah seseorang yang memiliki ingatan yang baik, yang mencintai sejarah dan berusaha untuk mengetahuinya. – Paus Benediktus XVI 1


26. Korupsi dalam Gereja sebegitu buruk sehingga hanya sesuatu yang radikal seperti Reformasi yang bisa memperbaikinya

Renaisans dan Reformasi

Salah satu mitos tentang Reformasi adalah bahwa Gereja Katolik (khususnya kepausan) begitu korup, dan telah menyimpang jauh dari kepercayaan dan praktik Gereja mula-mula, sehingga harus dikembalikan seluruhnya. Martin Luther (1480–1546), seorang biarawan Agustinian yang terobsesi untuk mendapatkan kepastian akan keselamatannya sendiri, memimpin tuduhan terhadap Gereja yang korup dan memulihkan iman Kristen yang otentik—atau entah begitulah menurut narasi yang salah itu. Memang benar bahwa Gereja pada masa Luther membutuhkan reformasi, seperti yang selalu terjadi pada tingkat tertentu; pertanyaannya adalah apakah sebegitu korup, seperti yang diyakini Luther, sehingga tidak dapat direformasi dari dalam.