VII. Variasi-variasi Teks Fatal untuk Teori Protestan

Hutang kita kepada Gereja Katolik

Saya telah menyebutkan biara-biara, dan memang demikian, karena tidak diragukan lagi bahwa sebagian besar, bahkan hampir semua halaman yang mulia ini dijiplak oleh tangan beberapa imam. Klerus adalah satu-satunya orang yang cukup terpelajar tentang hal itu. Betapa pedulinya, betapa bersemangatnya, betapa penuh cintanya pekerjaan yang dihabiskan oleh orang-orang suci ini dalam usaha mereka menyalin kata-kata Kitab Suci, dapat kita nilai dengan melihat hasil karya mereka. Namun pekerjaan itu pasti sangat lambat dan rentan terhadap kesalahan, dan kesalahan itu memang menyusup, kita tahu dari fakta sederhana bahwa ada sekitar 200.000 variasi dalam teks Alkitab seperti yang tertulis dalam manuskrip-manuskrip yang kita miliki saat ini. Ini tidak mengherankan, jika Anda ingat bahwa ada 35.000 ayat dalam Alkitab.

Pertimbangkan berbagai cara di mana korupsi dan variasi dapat terjadi. Variasi-variasi mungkin disengaja atau tidak disengaja masuk.

1. Di kelas pertama sayangnya kita harus memperhitungkan perubahan-perubahan yang dibuat oleh para bidat agar sesuai dengan doktrin atau ajaran khusus mereka, seperti misalnya, kaum Lutheran menambahkan kata “hanya” pada kata-kata Paulus agar sesuai dengan gagasan bermodel baru mereka tentang “pembenaran hanya dengan iman” (justification by faith only). Atau lagi, seorang juru tulis mungkin benar-benar berpikir bahwa ia sedang memperbaiki salinan lama dari mana ia menyalin dengan meletakkan sebuah kata di sini atau menghilangkan sebuah kata di sana, atau memasukkan kata yang berbeda, sehingga membuat kalimat lebih jelas atau mempunyai arti yang lebih baik.

2. Adalah memuaskan untuk diyakinkan (seperti kita) bahwa sebagian besar perubahan dan variasi bacaan-bacaan dalam manuskrip-manuskrip tua ini sepenuhnya disebabkan oleh suatu sebab yang tidak disengaja. Penulis mungkin lelah atau mengantuk atau kelelahan karena banyak menulis, dan mungkin dengan mudah melewatkan satu kata atau bahkan seluruh kalimat, atau melewatkan satu baris atau mengulangi satu baris, atau membuat kesalahan ketika dia sampai di akhir baris atau kalimat; dia mungkin diganggu dalam pekerjaannya dan memulai dengan kata yang salah ketika dia kembali memulainya.

Atau dia mungkin memiliki penglihatan yang buruk (beberapa kehilangan peglihatannya sama sekali karena terlalu banyak menyalin); atau tidak benar-benar tahu pembagian yang tepat untuk kata-kata yang dia salin, terutama jika salinan yang dia kerjakan adalah salah satu uncial-uncial lama, tanpa henti dan tanpa jeda dan tanpa pembagian antar kata atau kalimat; atau dia mungkin, jika dia menulis atas perintah (dictation) orang lain, tidak mendengar dengan baik, atau salah mengambil kata atau frasa, seperti, misalnya, yang dilakukan seorang wanita ketika dia menulis “Satan died here” untuk sebuah toko pembuat topi, sedangkan yang seharusnya dia tulis adalah “Satin dyed here”.

Atau dia mungkin benar-benar memasukkan dan menyalin ke dalam teks suci Injil kata-kata atau catatan atau frasa yang sebenarnya bukan milik Injil sama sekali, tetapi telah ditulis di tepi perkamen oleh beberapa juru tulis sebelumnya hanya untuk menjelaskan berberapa hal. “glosses” ini, sebagaimana itu disebut, tidak diragukan lagi telah merayap ke beberapa salinan, dan kaum Protestan bersalah dengan mengulanginya setiap kali mereka mengucapkan bentuk Doa Bapa Kami, dengan akhiran “Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan, dan kuasa, dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin”. Tambahan seperti itu tidak diucapkan oleh Tuhan kita; makanya Katolik tidak menggunakannya.

Ini adalah beberapa (dan tidak semua) cara di mana Anda dapat dengan mudah melihat bahwa perbedaan dapat muncul dalam berbagai salinan yang dibuat oleh juru tulis lama. Tempatkan enam orang hari ini untuk melaporkan pidato oleh seorang orator mana pun; akan ada banyak variasi dalam laporan mereka, seperti yang dapat dibuktikan dengan membandingkan laporan surat kabar yang berbeda tentang pidato yang sama setiap pagi.

Saya tidak mengatakan bahwa perbedaan akan selalu menandakan banyak atau secara substansial mengubah makna pembicara, namun begitulah adanya, dan kadang-kadang perbedaan itu mungkin cukup serius; jika hal-hal ini terjadi setiap hari, bahkan sekarang dengan semua metode-metode percetakan kita yang canggih dan sangat maju, berapa banyak lagi yang terjadi di masa lalu sebelum percetakan [ditemukan], ketika tangan dan otak dan penglihatan dan pendengaran dapat membuat begitu banyak kesalahan? Satu huruf yang diubah dapat membalikkan arti keseluruhan kalimat.

Saya tidak akan membuat Anda khawatir dengan memamerkan contoh-contoh dari bahasa Yunani atau Ibrani, tetapi akan menjelaskan dengan cukup jelas apa yang saya maksud dengan mencatat suatu kejadian yang terjadi di zaman kita dalam bahasa kita sendiri. Seorang rektor tua (provost; pembantu rektor, walikota…red) dari kota Lothian Timur telah meninggal dan telah dikuburkan dengan sepatutnya, dan sebuah batu nisan telah didirikan dengan tulisan yang sesuai dari Surat Pertama Paulus kepada Jemaat di Korintus (15:52): “dan kita semua akan diubah” (and we shall be changed). Itu selesai pada hari Sabtu, tetapi sebuah perbuatan kegelapan dilakukan sebelum “Sabat” pagi. Sang pelayan memiliki seorang putra yang menyukai lelucon praktis. Dia punya kaki tangan karena perbuatannya yang memalukan; mereka mengangkatnya, dan dengan tanpa perasaan dia mengambil dempul dan menghapus huruf “c” dalam kata “changed”. Pada [hari] “Sabat” orang-orang saleh, lewat, dengan wajah yang kurang senang, membawa Alkitab, dan saputangan putih, melihat batu nisan sang rektor tua itu, dan belajar untuk pertama kalinya bahwa rasul [Paulus] mengajarkan “dan kita semua akan digantung” (and we shall be *hanged).

Anda mengerti apa yang saya maksud? Nah, Alkitab, sebelum dicetak, penuh dengan variasi dan perbedaan dan kesalahan. Manakah dari mereka semua yang benar? Orang-orang Protestan yang saleh mungkin mengangkat tangan mereka dengan ngeri dan berteriak, “Tidak ada kesalahan dalam Alkitab! Itu semua terinspirasi! Itu adalah buku milik Tuhan sendiri!”. Benar sekali, jikalau Anda mendapatkan kitab Tuhan sendiri, yang asli karena berasal dari tangan para rasul, nabi, dan penginjil. Ini, dan hanya orang-orang ini, yang diilhami dan dilindungi dari membuat kesalahan. Tuhan tidak pernah berjanji bahwa setiap penulis (mungkin mengantuk, atau bodoh, atau sesat) yang mengambil salinan dari Perjanjian Baru akan aman dari kesalahan dalam melakukan pekerjaannya.

Kitab Suci yang asli bebas dari kesalahan karena Allah sendiri sebagai penulisnya; begitu juga ajaran Gereja Katolik; dan Alkitab Katolik, juga, Vulgata, adalah versi Kitab Suci yang benar; tetapi itu tidak mengubah fakta bahwa ada banyak, bahkan ribuan, perbedaan dalam manuskrip tua dan salinan Alkitab yang ditulis sebelum hari-hari percetakan ditemukan; Saya ingin setiap orang Protestan yang bertanya untuk merenungkan fakta ini dan melihat bagaimana mereka dapat menyelaraskannya dengan prinsip mereka bahwa hanya Alkitab yang merupakan panduan yang cukup untuk keselamatan. Alkitab yang mana? Apakah Anda yakin telah mendapatkan Alkitab yang benar? Apakah Anda yakin bahwa Alkitab Anda berisi persis kata-kata, dan semua kata, dan hanya kata-kata, yang datang dari tangan para rasul dan penginjil? Apakah Anda yakin bahwa tidak ada kata lain yang masuk atau tidak ada yang keluar? Dapatkah Anda mempelajari manuskrip dan versi Ibrani dan Yunani dan Latin, halaman demi halaman, dan membandingkannya, dan menyusun sendiri salinan Kitab Suci yang identik dengan yang ditulis oleh para penulis yang diilhami dari Musa hingga Yohanes? Jika Anda tidak bisa—dan Anda sadari bahwa itu tidak mungkin—maka jangan berbicara tentang “Alkitab dan hanya Alkitab saja”.

Anda tahu betul bahwa Anda harus memercayai beberapa otoritas di luar diri Anda untuk memberi Anda Alkitab. Alkitab yang Anda gunakan hari ini diturunkan kepada Anda. Faktanya, Anda telah mengizinkan pihak ketiga untuk datang antara Anda dan Tuhan, sesuatu yang sangat menjijikkan bagi teori Protestan.

Kita orang Katolik, sebaliknya, bermegah karena ada pihak ketiga yang datang antara kita dan Tuhan, karena Tuhan sendiri telah memberikannya kepada kita, yaitu Gereja Katolik, untuk mengajar kita dan menuntun kita kepada-Nya. Kita percaya pada Alkitab yang ditafsirkan untuk kita oleh Gereja itu, karena Tuhan mempercayakan kepadanya Alkitab sebagai bagian dari firman-Nya, dan memberinya janji bahwa dia tidak akan pernah salah dalam memberi tahu kita apa artinya dan menjelaskan kepada kita “banyak hal yang sulit untuk dipahami”, yang Petrus katakan kepada kita dapat ditemukan di dalamnya. Meskipun ada jutaan variasi seperti halnya ribuan salinan Alkitab yang berbeda, kita tetap teguh tidak tergoyahkan, karena kita memiliki “Guru yang diutus Allah”, di atas dan terlepas dari semua Kitab Suci, yang, dengan bantuan Roh Kudus, berbicara dengan otoritas ilahi, dan yang suaranya bagi kita adalah suara Tuhan.

Tidaklah penting bagi kita ketika seorang Kristen mungkin pernah hidup di bumi; apakah sebelum Perjanjian Baru ditulis sama sekali, atau sebelum dikumpulkan, menjadi satu jilid, atau sebelum dicetak, atau setelah dicetak; tidak peduli bagi kita apakah ada 1.000 atau 1.000.000 variasi dalam teks dan bagian dan bab salinan kuno yang darinya Alkitab modern kita disusun; kita tidak mempertaruhkan keselamatan kita pada dukungan yang tidak pasti dan tidak dapat diandalkan seperti itu. Kita lebih memilih Pemandu yang “kemarin dan hari ini sama untuk selama-lamanya”, dan yang berbicara kepada kita dengan suara yang hidup, dan yang tidak pernah bisa membuat kesalahan; yang pasti tidak pernah ragu-ragu atau bimbang dalam ucapannya, tidak pernah menyangkal hari ini apa yang dia tegaskan kemarin, tetapi selalu jelas, pasti, dogmatis; mencerahkan apa yang gelap dan memperjelas apa yang tidak jelas bagi pikiran manusia.

Inilah Gereja Katolik, yang didirikan oleh Tuhan Yang Mahakuasa sebagai organ dan juru bicara serta penafsir-Nya, tidak terpengaruh oleh perubahan dan tak tergoyahkan oleh penemuan zaman. Kita mendengarkannya; kita mematuhinya; kepadanya kita mempercayakan penilaian dan kecerdasan kita, mengetahui bahwa dia tidak akan pernah menyesatkan kita. Di dalam dia kita menemukan kedamaian dan kelegaan, kepuasan dan solusi dari semua kesulitan kita, karena dia adalah satu-satunya guru dan pembimbing yang sempurna yang ditunjuk oleh Tuhan. Ini adalah metode yang logis, konsisten, jelas, dan dapat dipahami untuk mencapai dan melestarikan kebenaran, rencana dan skema Kekristenan yang sempurna. Ini adalah rencana Katolik; adalah rencana Kristus sendiri. Rencana lain mana yang dapat menggantikannya yang dapat bertahan dalam analisis sesaat at the bar of reason, sejarah, akal sehat, atau bahkan Kitab Suci itu sendiri?


Baca juga : menyinggung tentang Pembenaran (par.2 poin 1 di atas) ; Rahmat.

Leave a comment