14. Gereja menyerukan Perang Salib untuk membantai kaum Muslim

Perang Salib

Ada banyak mitos tentang Perang Salib, tetapi salah satu yang paling bertahan, terutama di media, adalah gagasan bahwa Perang Salib adalah perang-perang ofensif penaklukan dan penghancuran yang dilancarkan terhadap peradaban Muslim yang damai, toleran, dan cerah — menggambarkan kemunafikan sebuah Gereja yang didirikan oleh Pangeran Pembawa Damai yang terlibat dalam perang “suci”. Kepalsuan ini berasal dari tulisan-tulisan kaum revolusioner Protestan, terutama Martin Luther, yang memandang Perang Salib sebagai sarana yang digunakan Antikristus (sri paus) untuk menambah kekayaan Gereja. Para pemikir Pencerahan seperti Voltaire dan Edward Gibbon memandang Perang Salib sebagai usaha-usaha pemborosan dari Gereja yang haus kekuasaan yang melemahkan vitalitas dan sumber daya Eropa.[1] Dalam pandangan mereka, para Tentara Salib adalah penjahat-penjahat bodoh dan penuh takhayul yang dimanipulasi oleh paus.[2]