XVI. Kesimpulan

Hutang kita kepada Gereja Katolik

Tugas saya sudah selesai, dan Anda, pembaca yang budiman, jika Anda mengikutinya, saya yakin akan mengucapkan dengan tulus hati, Deo gratias! Dengan setulus dan sejelas mungkin, saya telah berusaha menunjukkan bahwa kepada Gereja Katoliklah, di bawah Tuhan, kita berhutang pelestarian dan keutuhan Kitab Suci.

Perjanjian Lama diambil alih dari Gereja Yahudi; dan menambahkan Perjanjian Baru, karya para rasul dan para uskupnya sendiri, dan, yang terdiri dari mereka semua dalam satu keseluruhan yang besar, menyatakan bahwa mereka memiliki Roh Kudus sebagai author-nya dan tidak akan ditambah atau dikurangi. Selama berabad-abad ketika tidak ada Gereja lain, dia telah melindungi mereka dari kesalahan, menyelamatkan mereka dari kehancuran, melipatgandakan mereka dalam setiap bahasa di bawah langit, dan menempatkan mereka dengan penuh kebijaksanaan di tangan umatnya. Berkali-kali para bidat dan murtad telah mencoba untuk memutilasi dan merusak mereka — bahkan, telah benar-benar melakukannya — tetapi Gereja Roma senantiasa mempertahankan versi yang murni dan utuh.

Gereja mengklaim bahwa dia sendirilah yang mengetahui makna ajaran mereka dan hanya dia yang memiliki hak untuk menafsirkannya kepada manusia. Dia tidak akan mentolerir gangguan apa pun terhadap teks suci, dan khususnya di hari-hari ini, ketika para ilmuwan dan kritikus yang telah kehilangan kepercayaan pada yang supernatural menyerang mereka dan berusaha untuk menggulingkan otoritas dan kepengarangan ilahi mereka, Roma sendiri berdiri sebagai pelindung mereka; dia sendirilah pecinta volume suci itu, baik mereka Katolik atau Protestan, harus mendengarnya agar dapat menyelamatkan dan mempertahankannya. Kepausan telah menunjuk sebuah Komisi Alkitab yang tetap untuk menjaga integritas dan keaslian Kitab Suci. Ini sangat wajar; Alkitab adalah produk yang dihasilkan oleh Gereja. Tetapi sungguh merupakan sebuah ironi sejarah yang paling tajam bahwa, sementara kaum Protestan sendiri berjuang dengan sekuat tenaga untuk menghancurkan objek kuno pemujaan mereka itu, hanya Gereja Katoliklah, yang pernah dianggap sebagai musuh paling mematikan, yang tersisa dari semua badan Kristen untuk menyelamatkannya dari kehancuran. Inilah yang akan dia lakukan, seperti yang pernah dia lakukan di masa lalu; itu adalah bagian dari tugasnya di dunia ini; tidak ada yang lain yang memiliki hak atau kuasa untuk melakukannya. Jika Alkitab kehilangan tempat berdaulatnya di hati dan pikiran orang-orang non-Katolik, seperti yang terjadi dengan begitu pesatnya, itu adalah karya mereka yang, baik di Jerman, atau Inggris, atau Amerika, dengan lantang menyatakan diri sebagai juara-juara terbesarnya.

Gereja Katolik, di sisi lain, dalam sejarahnya yang panjang tidak ada yang memalukan dalam perlakuannya terhadapnya, tetapi layak mendapat pujian dan terima kasih dari semua orang Kristen karena dengan begitu giat dan tanpa rasa takut melindunginya dari korupsi dan penghinaan. Bahkan, saya mengatakan bahwa studi sederhana tentang sikap Gereja terhadap Kitab Suci yang diilhami, dibandingkan dengan semua badan lain, akan menghasilkan salah satu argumen terkuat bahwa dia adalah Gereja Kristus yang Sejati.

Begitu terhormat dan terilhaminya pandangan Katolik terhadap Alkitab, besarlah kesetiaannya sebagaimana mereka menjadi bacaan rohani dan penyokong doktrin, toh kami tidak memberanikan diri bersandar pada itu saja, sebagai aturan iman dan moral satu-satunya. Bersamaan dengan itu kita mengambil Sabda agung yang tidak pernah ditulis, [yakni] Tradisi, dan memegang baik yang satu [Alkitab] maupun yang lainnya [Tradisi] yang ditafsirkan oleh suara hidup Gereja Katolik yang berbicara melalui pimpinan tertingginya, sang Wakil Kristus yang tidak dapat salah. Di sini kita memiliki panduan yang tidak, dan tidak akan pernah bisa gagal, dalam mengajari kewajiban kita baik kepada Tuhan maupun manusia.

Bukan seperti di atas pasir-hisap dan berbagai penilaian manusia, tetapi di atas batu karang otoritas ilahi kita meletakkan kaki kita. Di tengah perang pendapat dan konflik edisi serta versi Kitab Suci yang tak terhitung jumlahnya dan interpretasi-interpretasi teks yang membingungkan dan kontradiktif, kita menemukan perlindungan yang tak tergoyahkan dalam keputusan Roma. Dalam kepatuhan pada penilaian Gereja yang kepadanya Kristus memberikan otoritas ilahi untuk mengajar ketika Dia berkata, “Pergilah dan ajarlah semua bangsa”, kita menemukan penghiburan yang pasti dan kedamaian yang abadi.

Penafsiran individual atas Alkitab—buku yang paling agung tetapi juga buku yang paling sulit yang pernah ditulis—tidak akan pernah dapat memberikan kepuasan, tidak akan pernah dapat memberikan kepastian yang sempurna, tidak akan pernah dapat menghantar seseorang kepada tujuan mulia nan agung yang diajarkan oleh Tuhan kita yang Terberkati dan yang adalah perlu untuk keselamatan yang mana semua orang harus percaya. Itu tidak akan berhasil karena tidak pernah dimaksudkan untuk seperti itu. Itu tidak menghasilkan kesatuan, tetapi perpecahan; bukan kedamaian, tapi perselisihan. Pengalaman berabad-abad membuktikannya.

Hanya mendengarkan mereka yang kepadanya Yesus Kristus berkata, “Dia yang mendengar kamu mendengarkan Aku”, hanya dengan menenggelamkan mode dan fantasi pribadi dan tunduk dengan keyakinan bagaikan anak kecil kepada mereka yang diutus Sang Penebus untuk mengajar dalam nama-Nya dan dengan otoritas-Nya—hanya ini , saya katakan, yang dapat memuaskan seseorang dan memberikan ketenangan pada akal dan jiwanya “kedamaian yang melampaui segala akal”. Maka dia tidak akan lagi disiksa dengan perdebatan-perdebatan yang kontroversial tentang bagian Alkitab yang ini dan yang itu, tidak lagi disiksa dan dikoyak dan “dilempar ke sana kemari oleh setiap angin doktrin”, berubah bersama tahun-tahun yang terus berubah. Sebaliknya, Ia akan mengalami sukacita dan penghiburan serta kepastian yang tidak dapat digoyahkan karena dapat berkata, “Ya Allahku, aku percaya apa pun yang dipercaya dan diajarkan oleh Gereja Katolik Kudus-Mu, karena Engkau telah mengungkapkannya, yang tidak dapat menipu atau tertipu”.

Tuhan menganugerahkan agar banyak pembaca Alkitab dan pecinta Alkitab dapat memperoleh rahmat untuk membuat tindakan iman ini dan beralih dari kepatuhan yang tidak masuk akal terhadap sebuah buku menjadi ketaatan dan kepatuhan yang masuk akal kepada pembuat dan pembelanya — Gereja Katolik Roma.


Leave a comment