BAB 27. Anaphora St. Markus

Misa Umat Kristen Mula-mula

Alexandria di Mesir, di abad-abad Kristen pertama, merupakan ibukota intelektual Kekaisaran Romawi. Memiliki perpustakaan terbesar di dunia dan universitas serta pusat penelitian paling bergengsi. Minoritas Yahudi kota yang cukup besar memiliki budaya khasnya sendiri. Filsuf Philo, seorang yang sejaman Yesus dan Paulus, adalah seorang penulis sejarah (Chronicler) Yahudi Alexandrian dan pelita paling terang mereka. Dalam karyanya “The Contemplative Life,” Philo menggambarkan sekelompok Yahudi semi-monastis, yang disebut Therapeutai (“Healers”), yang menyibukkan diri mereka sendiri dengan doa-doa komunal serta studi yang intens tentang Kitab Suci. Para Thereapeutai bertemu di pagi hari untuk mendengarkan Alkitab, menyanyikan antifon-antifon, dan sebuah ritual jamuan yang memiliki karakter pengorbanan. Beberapa abad kemudian, sejarawan Kristen Eusebius menyimpulkan bahwa Therapeutai akhirnya ditobatkan menjadi Kristen dan membentuk generasi fondasi Gereja Alexandrian (Church History 2.7). Seorang sarjana liturgi Italia, Enrico Mazza, menemukan argumen Eusebius itu mungkin (ada benarnya, masuk akal…red), setidaknya mengingat kesamaan antara deskripsi Philo tentang Therapeutai dan apa yang kita ketahui selanjutnya dengan liturgi dan monastisisme Mesir.