13.4. Ajaran Yesus

api penyucian

Dalam Mat 5:21-22 Yesus menyimpulkan ajaran tentang kemarahan dengan mengatakan bahwa berbagai tingkat kemarahan terhadap saudara akan menyebabkan berbagai tingkat penghakiman dan hukuman. Dia kemudian menyarankan para pendengar-Nya untuk berdamai dengan “lawan[mu]” (ay. 25, terjemahan Inggris “accuser” : penuduh) yang membuat tuduhan terhadap mereka. Jika mereka tidak berdamai dengan penuduhnya, orang itu akan “menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas” (Mat 5:25-26). St. Siprianus dari Kartago menggunakan ayat-ayat ini pada abad ketiga untuk membandingkan upah langsung yang diterima para martir dengan penjara spiritual dan pemurnian (spiritual prison and purification) yang harus ditanggung oleh orang percaya lainnya karena dosa-dosa mereka.1 Calvin bahkan berkata, “Jika dalam perikop ini hakim berarti Tuhan, pendakwa [berarti] iblis, pembantu [berarti] malaikat, api penyucian [berarti] penjara, saya akan rela mengalah kepada mereka”.2