29. Apakah Umat Katolik Dilahirkan Kembali?

keselamatan

Kelahiran Kembali dalam Perjanjian Baru

Kebenaran bahwa kelahiran kembali datang melalui baptisan dikonfirmasi di bagian lain dalam Alkitab. Paulus mengingatkan kita dalam Tit 3:5 bahwa Tuhan “menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus”.

Paulus juga berkata, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru” (Rm. 6: 3–4).

Ajaran ini — bahwa baptisan mempersatukan kita dengan kematian serta kebangkitan Kristus sehingga kita dapat mati bagi dosa dan menerima hidup baru — adalah bagian penting dari teologi Paulus: “Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita” (Kol. 2:11-13, NIV).

Efek Baptisan

Orang sering melewatkan fakta bahwa baptisan memberi kita hidup baru / kelahiran baru karena mereka memiliki pandangan miskin (tidak bermutu / merendahkan) tentang kasih karunia yang Tuhan berikan kepada kita melalui baptisan, yang mereka anggap sebagai simbol belaka. Tetapi Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa baptisan lebih dari sekedar simbol.

Dalam Kis 2:38, Petrus memberi tahu kita, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”. Ketika Paulus bertobat, dia mengatakan, “Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!” (Kis 22:16).

Petrus juga berkata, “yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan–maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah–oleh kebangkitan Yesus Kristus” (1 Pet. 3:20–21).

Petrus berkata bahwa, seperti pada saat air bah, ketika delapan orang “diselamatkan oleh air”, jadi bagi orang Kristen, “baptisan. . . sekarang menyelamatkanmu”. Itu tidak dilakukan dengan tindakan fisik air tetapi melalui kuasa Kebangkitan Yesus Kristus, efek spiritual baptisan, dan permohonan yang kita buat kepada Tuhan agar hati nurani kita dibersihkan.

Ayat-ayat ini yang menunjukkan kasih karunia supernatural yang Tuhan berikan melalui baptisan menetapkan konteks untuk memahami pernyataan Perjanjian Baru tentang menerima hidup baru dalam sakramen.

Pandangan Protestant Tentang Kelahiran Kembali

Martin Luther menulis dalam Katekismus Singkatnya bahwa baptisan “menghasilkan pengampunan dosa, membebaskan dari kematian dan iblis, dan memberikan hidup yang kekal kepada semua orang yang percaya”. Pengakuannya bahwa Alkitab mengajarkan baptisan kelahiran kembali telah dipelihara oleh kaum Lutheran dan beberapa denominasi Protestan lainnya. Bahkan beberapa orang Baptis mengakui bahwa bukti alkitabiah menuntut ajaran Kristen historis tentang baptisan kelahiran kembali. Orang-orang terkemuka yang mengakui bahwa Kitab Suci mengajarkan baptisan kelahiran kembali termasuk teolog Baptis George R. Beasley-Murray dan Dale Moody.

Namun demikian, banyak Protestan telah meninggalkan ajaran alkitabiah ini, menggantinya dengan teori-teori buatan manusia tentang kelahiran kembali. Ada dua pandangan utama yang dianut oleh mereka yang menyangkal ajaran kitab suci bahwa seseorang dilahirkan kembali melalui baptisan: pandangan “Evangelis”, umum di kalangan Baptis, dan pandangan “Calvinis”, yang umum di kalangan Presbiterian.

Kaum evangelis mengklaim bahwa seseorang dilahirkan kembali pada saat pertama dalam iman di dalam Kristus (at the first moment of faith in Christ). Menurut teori ini, iman di dalam Kristus menghasilkan kelahiran kembali. Posisi Calvinis adalah kebalikannya: Kelahiran kembali mendahului dan menghasilkan iman di dalam Kristus. Calvinis (beberapa di antaranya juga menyebut diri mereka Evangelis) berasumsi (suppose) bahwa Allah “secara diam-diam” meregenerasi seseorang, tanpa mereka menyadarinya, dan ini menyebabkan mereka menempatkan (to place) iman mereka di dalam Kristus.

Untuk mempertahankan teori-teori ini, kaum Evangelis dan Calvinis mencoba menjelaskan banyak ayat yang tidak ambigu dalam Alkitab yang dengan jelas mengajarkan baptisan kelahiran kembali. Salah satu strateginya adalah dengan mengatakan bahwa air dalam Yoh 3:5 tidak mengacu pada baptisan tetapi pada cairan ketuban yang ada saat melahirkan. Implikasi yang tidak masuk akal dari pandangan ini adalah bahwa Yesus akan berkata, “Kamu harus dilahirkan dari cairan ketuban dan Roh”. Sebuah pemeriksaan dari kamus bahasa Yunani Protestan yang terpercaya, Kittel’s Theological Dictionary of the New Testament gagal untuk menemukan contoh apapun dalam bahasa Yunani kuno, Septuaginta atau Perjanjian Baru di mana “air” (Yunani: hudor) merujuk pada “cairan ketuban” (lih. VIII: 314 –333).

Kaum evangelis dan Calvinis mencoba menangani ayat-ayat lain di mana kehidupan baru dikaitkan dengan baptisan baik dengan mengabaikannya atau dengan menyatakan bahwa sebenarnya bukan baptisan air yang dibicarakan. Masalah bagi mereka adalah bahwa air secara eksplisit disebutkan atau tersirat dalam setiap ayat ini.

Dalam Kis 2:38, orang-orang dinasihati untuk mengambil tindakan: “Bertobatlah. . . dibaptis dalam nama Yesus Kristus” yang tidak mengacu pada baptisan internal yang dilakukan sendiri oleh orang lain, tetapi baptisan eksternal yang dilakukan oleh orang lain.

Kita diberitahu bahwa pada pertobatan Paulus, ”. . .Ia bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik” (Kis 9:18–19). Ini adalah baptisan air. Dalam Rm 6 dan Kol 2, Paulus mengingatkan pembacanya tentang baptisan air, dan dia tidak mengatakan atau menyiratkan apapun tentang semacam “baptisan rohani yang tidak terlihat”.

Dalam 1 Pet 3, air disebutkan dua kali, menyejajarkan baptisan dengan air bah, di mana delapan orang “diselamatkan oleh air”, dan mencatat bahwa “kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan” oleh kuasa Kristus daripada dengan tindakan fisik air “membersihkan. . . Kenajisan jasmani”.

Posisi anti-baptisan kelahiran kembali tidak dapat dipertahankan. Itu tidak memiliki dasar alkitabiah apapun. Jadi jawaban atas pertanyaan “Apakah orang Katolik dilahirkan kembali?” adalah ya! Karena semua umat Katolik telah dibaptis, semua umat Katolik telah dilahirkan kembali.

Umat Katolik harus bertanya kepada Protestan, “Apakah Anda dilahirkan kembali — sebagaimana cara Alkitab memahami konsep itu?” Jika kaum Evangelis belum dibaptis dengan air dengan benar, dia belum dilahirkan kembali “menurut cara Alkitab”, terlepas dari apa yang mungkin dia pikirkan.


Tulisan ini juga dapat dibaca di https://www.catholic.com/tract/are-catholics-born-again
NIHIL OBSTAT: Saya menyimpulkan materi yang disajikan dalam karya ini bebas dari kesalahan doktrinal atau moral. Bernadeane Carr, STL, Censor Librorum, 10 Agustus 2004
IMPRIMATUR: Sesuai dengan 1983 KHK 827 izin untuk mempublikasikan karya ini dengan ini diberikan. + Robert H. Brom, Uskup San Diego, 10 Agustus 2004

Baca juga : Pembaptisan , Baptisan Bayi , Baptis Selam.

Leave a comment