54. Dugaan ‘Mukjizat Matahari’ di Fátima, Portugal, pada tahun 1917, sebenarnya adalah delusi massal

a Mixed Bag

Meragukan mukjizat-mukjizat bukanlah hal baru. Selama lebih dari 2.000 tahun, para skeptis telah mencoba untuk menjelaskan unsur-unsur supernatural dari iman Kristen, terutama kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian pada Paskah pagi pertama itu. Dengan munculnya Modernisme—“sintesis dari semua ajaran sesat”, menurut Paus St. Pius X (memimpin Gereja tahun 1903–1914)—para kritikus Gereja telah mencari penjelasan “alamiah” untuk peristiwa-peristiwa ajaib, terutama penampakan-penampakan Santa Perawan Maria. Mungkin mengejutkan beberapa pencela ini untuk mengetahui bahwa Gereja sendiri menanggapi klaim-klaim peristiwa ajaib secara skeptis, itulah sebabnya mengapa Gereja menyelidiki secara menyeluruh semua klaim tersebut, memanfaatkan metode-metode ilmiah dan para peneliti independen. Hanya dalam kasus yang jarang terjadi, Gereja pada akhirnya akan menyatakan suatu peristiwa supernatural “layak untuk dipercaya”.1 Di antara kasus-kasus ini adalah beberapa penampakan Maria yang dilaporkan selama seratus tahun dari tahun 1830 hingga 1930, atau yang disebut Marian Century.2